image by google
IND
Semenjak pertama kali sultan al-kahhar mengirim armada aceh malaka untuk menghancurkan kubu kolonialis portugis , sampai para sultan penggantian yang silih berganti mengirim angkatan laut/darat kedaerah-daerah timur dan barat sumatera serta ke malaya, maka banyak sudah prajurit yang mati syahid,dengan isterinya menjadi janda atau inong bale. Pada zaman pemerintahan sultan alaidin ri'ayat syah IV, yang memerintah tahun 1589-1604, bentuklah sebuah armada yang sebahagian prajuritnya terdiri dari janda-janda (inong bale). Armada ini di namakan dengan "Armada inong bale" (angkatan laut wanita janda), di bawah pimpinan laksamana Malahayati seorang pahlawab wanita tang telah banyak jasanya kepada kerajaan aceh. Laksamana malahayati itulah yang telah berhasil menggagalkan percobaan pengacauan oleh angkatan laut belanda dibawah pimpinan cornelis de houtman. Cornelis sendiri kemudian mati dibunuh di aceh dan saudaranya, fredick de houtman, bersama dengan pengikutnya ditawan Berkali-kali armada inong bale ikut bertempur di selat malaka dan pantai-pantai sumateri timur dan malaya, seroang pengarang wanita belanda ,marie van zuchtelen, dalam bukunya vrowelijke admiral malahayati sangat memuji-muji laksamana malahayati, pimpinan armada inong bale dengan kapal-kapal perangnya yang terdiri dari 2.000 prajurit wanita yang gagah dan tangkas
ENG
Since the first time the sultan al-kahhar sent the aceh fleet of Malacca to destroy the colonialist stronghold of Portugal, until the replacement sultan who alternately sent the navy / land area-east and west sumatera and to malaya, then many soldiers who died martyrs, with his wife become a widow or inong bale. In the reign of the sultan alaidin ri'ayat Shah IV, who ruled from 1589-1604, form a fleet of which some of his warriors consist of widows (inong bale). This fleet is called "Armada inong bale" (the widow female widow), under the leadership of admiral Malahayati a female hero of tang has many services to the kingdom of aceh. The admiral was the one who had succeeded in thwarting the attempted riots by the Dutch navy under the leadership of cornelis de houtman. Cornelis himself was later murdered in aceh and his brother, fredick de houtman, along with his captives captured Many times the inong bale fleet fought in the Malacca Strait and eastern and malay coastal coasts, a Dutch writer's author, marie van zuchtelen, in his book vrowelijke admiral malahayati greatly praised the admiral malahayati, the head of the inong bale fleet with his war ships consisting of 2,000 men of warrior and deft
sangat bermanfaat postingannya bg @abdurahman