Mendaki Gunung lewati lembah
Sungai mengalir indah ke samudra
bersama teman bertualang. Ninja Hatori
Gunung lagi!!! Lagi-lagi Gunung..
Belum habis ceritaku tentang Gunung. Selalu membangkitkan semangatku, konak imajinasiku ketika berbicara tentang gunung-gunung di Indonesia. Tapi adakalanya meluap emosiku, bangkit birahi amarahku, sakit gigiku ketika melihat gunung yang megah nan indah itu dipenuhi dengan sampah dan coretan tangan-tangan liar menghiasi hampir disetiap perjalanan.
Persoalan paling kentara dan paling fenomenal digunung-gunung Indonesia dari dulu sampai sekarang masih soal sampah dan vandalisme.
Gunung bukan tong sampah, yang kalau sampahnya penuh akan datang truk pengangkut dari Dinas Kebersihan.
Gunung juga bukan papan tulis, yang bisa ditulis dan dihapus suka-suka.
Padahal solusi paling sederhana mengatasinya cuma perlu memakai nalar-otak kita secara bijak sebelum mendaki gunung.
Ada 3 (tiga) amalan yang wajib dipatuhi bagi kita para pecinta alam.
Jangan mengambil apapun kecuali gambar
Jangan meninggalkan apapun kecuali jejak
Jangan membunuh apapun kecuali waktu
Jangan mengaku cinta sama ALAM kalau 3 hal itu tak sanggup kita amalkan. Duduk dan tidur saja dikasur empukmu, atau ubah sikapmu sekarang!!!
Jika tujuan naik gunung untuk menikmati keindahan alamnya, lalu buat apa dikotori?
Bukankah kotor menghilangkan keindahan?
Jika merasa berat membawa turun sampah yang dibawa, lalu kenapa ringan-ringan saja membawanya naik ke atas?
Bukankah ketika turun kita hanya membawa sampah plastik kosong tanpa isi lagi?
Jika butuh ruang aktualisasi diri untuk dilihat orang banyak, mengapa dilampiaskan pada pohon dan batu dalam hutan yang hanya dilintasi segelintiran orang.
Apakah medsos belum cukup untuk menjadi ruang aktualisasi? Hah??
Kalau butuh dikenal tak perlu repot-repot membawa cet untuk mencoret, mengukir nama dipohon dan merusak keindahannya. Cukup dengan melompat dan terjun bebas kebawah, ku yakin semua media siap membuatmu terkenal melebihi orang terkenal.
Mari menjaga, agar terpelihara.
Mari memaki, agar tak diulangi.
Lestari!!!
Bener banget! Paling jengkel kalau alasannya naik gunung karena cinta alam tapi buang sampah di mana-mana!
Tapi lebih jengkel lagi, kita gk pernah tau siapa yang buang sampah dan vandal itu..
Mereka seperti hantu!!!
Regulasi perlu di perketat oleh pihak setempat, namun semua kembali ke tiap benak dan hati para pendaki maupun calon pendaki untuk dapat bener-benar sadar akan kebersihan lingkungan untuk masa mendatang.