Gembar-gembor demokrasi yang dianggap menjadi resolusi kemajuan suatu bangsa?. Negara demokrasi dianggap sebagai negara yang telah maju sistem pemerintahannya, lalu bagaimana dengan permasalahan yang terjadi kepada bangsa yang besar USA misalnya sebagai poros demokrasi dunia.
Anda mungkin berfikir bahwa USA adalah negara yang sempurna sistem pemerintahannya?. Negara yang besar dan maju secara teknologi, industri dan pendidikan. Lebih mudah melakukan teori kebohongan kepada publik, kenapa tidak?, Tidak sulit melakukan itu karena begitulah cara elit politik bekerja. Mereka punya anggaran yang cukup untuk itu, kebohongan yang besar akan membuat keuntungan yang besar?. Dan negara yang besar tak mungkin memperlihatkan kelemahannya.
Sejatinya sistem pemerintahan yang bagus pada suatu negara belum tentu bagus dan cocok untuk di kembangkan di negara lain tersebut. Kita melihat banyak sekali permasalahan-permasalahan yang terjadi saat ini di Indonesia, kegaduhan elit politik yang sangat tidak dewasa.
Bedanya kalau di timur tengah orang gaduh memakai senjata, di Indonesia gaduh pakai mulut. Hal ini sangat wajar terjadi. Bagaimana tidak, terlalu banyak partai di negeri ini. Terlalu banyak pendapat, banyak suara, beda visi dan misi kedepan kita terlalu sibuk dengan kepentingan pribadi sehingga lupa anda bangsa luar yang mencoba memanfaatkan momentum kegaduhan yang terjadi.
Anda mungkin menganggap kegaduhan itu adalah hal biasa, kegaduhan yang terjadi 1999 (Ambon), di Poso, papua itu berawal dari hal kecil dan biasa. Kegaduhan itu memanglah kecil tapi politik memiliki tugas membesarkannya.
Di Amerika walaupun negara demokrasi, hanya ada dua partai saja disana. Sedangkan di Indonesia tercatat ada 9 partai nasional dan 3 partai lokal (Aceh). Banyak hal yang perlu di kaji ulang pada bangsa ini, bahwa tidak ada suatu bangsa pun yang bertahan lama jika sistem pemerintahan di negara tersebut tidak berjalan dengan baik.
Ada banyak sekali permasalahan-permasalahan yang terjadi pada negara kita ini sebagai (multi partai). Misalnya money politik, mahar jabatan, politik hitam, penindasan terhadap rakyat yang lemah, nepotisme. Dan karena negara kita negara demokrasi satu suara orang pintar dan satu suara orang yang bodoh itu sama-sama di hitung satu, dan orang pintar tentu lebih tahu cara memilih pemimpin yang baik. Sedangkan masyarakat awam cenderung memilih siapa yang mampu membayar suaranya atau hanya asal-asalan saja tanpa memahami betul visi misi dari balon tersebut.
Dan yang menjadi patut kita pertimbangkan ialah, orang yang kuliah sampai ke luar negeri dan yang tidak sekolah sama sekali sama-sama memiliki hak untuk menjadi pemimpin di negeri ini?. Bagaimana negara kita bisa maju jika dipimpin oleh orang yang tidak ahli di bidangnya, dan jangan salahkan siapapun jika hal ini terjadi. Karena kita sama-sama memiliki hak. Apakah negara kita menjadi salah tafsir demokrasi yang sebenarnya?.
Apakah kita masih tergiur dengan kesuksesan demokrasi Amerika. Lalu apakah kita akan mau hanya ada Dwi partai saja dan menghapus (multi partai) sama dengan di negara amerika?. Apakah kita akan terus menjadi negara yang ikut-ikutan?. andalah generasi yang menentukan arah bangsa ini kedepannya!.
Terus berkarya