Assalamu'alaikum sahabat Steemians...
Pernahkah sahabat Steemians memesan semangkuk bakso dalam ukuran raksasa lalu di tambah semangkuk mie-nya lagi??
Saya akan menjawab satu pertanyaan di atas; saya pernah.
Jadi singkat ceritanya begini;
Niat keluar malam di kota Banda Aceh ingin mencari sebongkah berlian yang berceceran di jalan, ehh, maksudnya menu bakso yang tidak biasa (yang belum pernah di cicipi oleh lidah saya).
Setelah mencari kesana-kemari melewati berbagai lembah (kalau di kota Banda Aceh itu simpang lampu merah) akhirnya berhentilah saya di salah satu warung bakso "Bakso Raksasa" namanya, yang alamatnya di Lambhuk sebelum lampu merah Lampineung (kalau dari arah SPBU).
Masuk ke sana, lalu duduk, dan kemudian memesan satu mangkuk bakso besar plus mie.
Tidak lama kemudian, pesanan saya tiba, dan alangkah terkejutnya saya ukuran baksonya yang tidak biasa, bukan karena masalah ukuran sebenarnya, tapi saya terkejut bagaimana caranya saya menghabiskan satu bakso yang sebesar itu di tambah mie-nya pula.
Oke baiklah, biar tidak malu dan harga diri jatuh ke dasar bumi karena sudah bergaya memesan satu bakso raksasa, lanjutkan. Dengan diiringi semangat juang 45 untuk melahapnya.
Satu mangkuk ada empat belahan bakso.
Belahan pertama semangat banget. Giliran belahan kedua masih semangat (kata bangetnya sudah raib). Lalu dilanjut sama beberapa sendok mie (sampai habis mie-nya tinggal sisa kuah). Giliran belahan ketiga, semangat juang 45 tadi menurun drastis. Hanya bisa memandang dan menyesal kenapa tadi saya gaya-gayaan memesan satu bakso plus mie-nya juga. Kenapa tidak baksonya saja atau bisa juga baksonya di bagi dua sama teman.
Hingga tibalah saya mengibarkan bendera tanda menyerah dan melambaikan tangan kepada penjual untuk langsung membayarnya saja dan pulang.
Selama perjalanan pulang hanya bisa berkeluh-kesah kenapa tidak dari awal gini, kenapa tidak gitu. Namanya juga lagi ada rasa sesal. Ada saja yang diratapi.
Jadi pesan saya, dari pengalaman pribadi saya di atas,
Makan semangkuk bakso itu tidak perlu gaya-gayaan. Yang penting isi perut-kenyang-cukup. Tidak perlu mengikuti dan menuruti hawa nafsu yang nggak penting. Turuti saja apa kata si perut. Itu sudah cukup.
Salam manis @alandrian
