sumber : https://www.harianmu.com/2016/12/malaikat-bersayap-dan-malaikat-pelindung.html
Arakatek pemuda labil yang tinggal di pinggiran kota, yang tak pernah betah hinggap dirumah orang tuanya, kerjaannya melalang buana. Bermimpi menjadi pengusaha, berbagai cara dicoba, padahal orang tuanya hanya berharap Arakatek hanya dapat menyelesaikan kuliahnya dan menetap dirumah, bak raja istana mulai dari sarapan hingga menuju lembah peristirahatan disediakan.
Namun apadaya, Arakatek membandel melalang buana, hingga kerap mendapat pesan singkat
" Alamat rumah kita, masih alamat yang sama, masih ingat jalan pulangkan? dari ibunda tercinta. Arakatek terlena dengan kehidupan mudanya bersama puluhan bahkan ratusan pengikut setianya, yang dengan setia menyediakan dan mempersilahkan Arakatek untuk beristirahat di istana keluarganya.
Beberapa bulan sebelumnya Arakatek baru saja pulih dari frutasinya, usaha doorsmernya bangkrut. Namun tekat menjadi pengusahanya tidak juga padam, bersama seorang pengikut setianya Arakendo, ia berkeliling disetiap penjuru desa mencari lahan kosong untuk usaha barunya.
Arakendo merupakan pemuda yang bercita - cita menjadi seorang musisi, yang suatu saat bisa menaklukan ibu kota negaranya, bagi Arekendo diatas dunia ini hanya ada satu pekerjaan yaitu menjadi musisi, apa pun rintangannya dan kondisinya iya bersikeras hanya akan bekerja sebagai musisi.
Hidup Arakendo sungguh melankolis, hari - harinya diawali dengan nonton FTV ditemani kopi dan rokok hasil uang nyolong dari atas kulkas rumahnya, selanjutnya rutinitas hayalan kosong dengan memetik gitar sambil menunggu FTV esok hari.
Sepekan Arakatek berkeliling bersama Arakendo, akhirnya mereka menemukan lahan baru untuk usaha ditengah - tengah perkebunan warga, siempu lahan setuju Araketek menyewa lahanya, dengan bonus sebuah rumah setengah jadi.
Untuk modal awal Arakatek putar otak, meminta modal usaha pada keluarganya bukanlah merupakan solusi yang baik, karena dia tau, hal itu hanya akan menjadi sumpah serapah. Bermodalkan dari uang hasil penjualan laptop tua miliknya, Arakatek pun mantap menyosng hari - hari baru dengan usahanya.
Dengan modalnya, Arakatek membuat kandang kambing yang dipersiapkannya untuk 10 ekor kambing. Namun setelah sepekan kandang kambing tersebut selesai, Arakatek baru membeli seekor kambing betina. Itupun dengan usaha yang melelahkan, Arakatek dan Arakendo membawa pulang kambing betina tersebut menggunakan sepeda motor menelusuri jalan perkampungan antar kecamatan.
Ketika hendak memasuki jalan sebuah kampong, Arakendo gambek dan melepaskan kambing yang mereka bawa, hingga sikambing melarikan diri. Arakendo marah, Arakatek memilih jalan membawa pulang kambing melalui kampung Taman, rupanya jalan kampung Taman melewati rumah Mawar, gadis pujaan Arakendo. Arakendo malu bila kelihatan oleh Mawar ia sedang mengendong seekor kambing betina.
Alhasil disepakti mereka akan melalui jalan pulang melalui kampong sebelah, tapi mereka harus menangkap kambing yang telah terlepas dahulu, capeknya bukan main, dengan bantuan beberapa orang disekitar akhirnya kambing bisa kami tangkap lagi, kami pun menajutkan perjalanan kami kembali.
Namun sial kembali menghampiri kami, satu unit mobil patroli kepolisian memberhentikan kami ditengah jalan, mengintrogasi kami berdua perihal kambing betina, namun setelah kami jelaskan soal duduk perkaranya, pak Polisipun mempersilahkan kami melanjutkan perjalanan, hingga sampailah kami, sambil duduk ngopi dan menghayal mengenai perkembangan usaha pertenakan yang akan saya rintis, terbesitlah ide untuk memberi nama kambing betina pertama kami "Mawar" gadis pujaan hati Arakendo.
Esok harinya, sambil merancang pembelian kambing berikutnya, Araku seorang teman tiba - tiba datang ke peternakan Araketek meminta bantuan, untuk mengalihkan usaha peternakan bebeknya ke Araketek, Araku butuh dana cepat untuk biayaya persalinan istrinya. Karena iba Araketek pun bersedia mengambi alih usaha peternakan bebek Araku dengan sejumlah uang.
Transaksi belangsung menjelang magrib tiba, Araketek menyerahkan sejumlah uang ke Araku, dan kini Araketek telah memiliki sekitar 1200 lebih bebek yang baru berumur sekita 1 bulan, dan butuh sekitar 2 hingga 3 bulan lagi untuk memanen bebek tersebut.
Araketek kalap, tidak memikirkan kandang untuk ribuan bebeknya, perkiraannya meleset jauh, ternyata kandang sementara yang disiapkan tidak mampu menampung ribuan bebeknya, lucunya Araketek mempersiapkan kandang kambing untuk menampung 10 ekor kambing, namun nyatanya hanya dihuni satu ekor kambing, sementara untuk ribuan bebek Araketek mempersiapkan kandang yang hanya mampu menampung sekitar 100 ekor bebek, entah prinsip usaha apa yang ia terapkan.
1200 ekor bebek pun diangkut menggunakan mobil gerobak , karena tidak ada mobil angkutan lain yang mau mengangkutnya, hari telah menjelang malam, alhasil ribuan bebek ini berdesakan, bertindihan, pindah ke alam baru milik Araketek. Hujan setengah deras tiba - tiba menggujur bumi, jalan menuju peternakan Araketek sempit, penuh lubang, dan beralaskan tanah liat, mobil angkutanpun mogok, matahari telah hilang dari peraduan, sinar bulan tertutup awan mendung gelap, hingga membuat sang sopir murka, dan menumpakan ribuan bebek Araketek dijalannan yang masih jauh dari peternakan.
Bebekpun kucar kacir, Araketek dan Arakendo berusaha menggiring bebek - bebek masuk ke perkarangan peternakan dalam gelap gulita. Petir pun mulai bersautan menggelegar bumi, giliran Araketer lari kucar kacir, Araketek takut petir, iya berlari dan berlindung dibalik pintu rumah setengah jadi ditengah peternakannya, tidak sanggup pikir Araketek dan Arakendo menggiring sebagian besar bebek dalam rumah, dan sebagian kecil kedalam kandang.
Sambil menunggu hujan dan petir reda, Araketek dan Arakendo ngopi ditengah - tengah rongrongan kwek - kwek suara bebek, Arakendopun berinisiatif mengejreng gitar dan melantukan lagu - lagu melankolis berharap bebek diam dan ternina bobokkan. Lagu pertama yang dilantunkan Arakundo tembang milik Unggu , lagu ku, "lagu ini menceritakan tentang seorang pria yang jatuh cinta terhadap seorang gadis, namun tidak memiliki upaya dan daya untuk menyatakannya", lagu ini ditujukan untuk Mawar gadis idamannya.
Beberapa jam kemudian hujan pun reda, Araketek dan Arakendo memutuskan untuk meninggalkan bebek - bebek dan menginap dikos - kosan Araleh, esok paginya akan kembali lagi, menata kegaduhan yang mereka timbulkan hari ini.
Esok paginya mereka awali dengan minum kopi diwarkop yang dekat dengan peternakan Araketek, ditemani mie instan seduh. Seorang perangkat desa setempat datang, setelah menegeru dan memberi salam pada Araketek dan Arakendo, perangkat desa tersebut duduk bersimpuh bersama warga lainnya, yang duduk tepat dibelakang kami, " Ini kampung kita sudah malang, gara - gara banyak pemuda yang berjudi dan mabuk- mabukan, kiamat sudah dekat, ujarnya dengan wajah serius, lalu iya melanjutkan celotehannya, "Kampung kita telah didatangi ribuan malaikat putih, memnuhi jalanan kampung dan masuk kerumah - rumah warga," lanjutnya.
Warga lainnyapun menyahuti, "Bukannya itu berkah?", pesaran akan isu pembicaraan orang - orang dibelakangnya, Araketek pun coba mempertanyakan kejelasan turunnya malaikat putih di kampong itu, Bagaimana wujud malaikat putih itu?, putih, bersayap, dan mengeluarkan suara kwek - kwek - kwek.
Arakendo dan Araketekpun berpandangan, mulut mereka berhenti menguyah panasnya mi isntan seduh yang mereka lahap, setelah membayar kopi dan mie instan yang mereka pesan, merekapun bergegas pergi dengan penuh penarasan. Selama perjalanan mereka hanya tertawa terbahak - bahak, tanpa kata - kata, hanya tawa, hingga sampailah mereka diperternakan, benar saja, cerita malaikat putih yang memenuhi jalanan dikampung dan rumah warga adalah malaikat putih peliharaan mereka.
Belum lagi mereka menyelesaikan kegaduh semalam, kegaduhan lain telah menanti Arakendo dan Araketek, mereka harus menggiring dan mengumpulkan malaikat - malaikat putih yang berceceran disetiap penjuru kampung.
Sumber : http://www.jitunews.com/read/20319/ini-nih-kunci-sukses-ternak-bebek-peking-mau-tahu
Omak... dah maen steemit jg oom ni 🤝
ha ha ha iya bang, gak laku lagi jadi om om, maen steemit lah aq....
@ucokparta juga baru bergabung
kumpulkan sayap-sayap putih mereka, rebus dan berikan sedikit pemutih.... lalu jemur hingga kering, jadikan bahan untuk isi bantal... ;)
ha ha ha ha.....