Palue Menenun bagi perempuan Rokirole sudah mendarah daging dalam diri mereka. Sejak usia anak-anak sudah diperkenalkan tentang budaya tenun ikat. Anak atau remaja pada umumnya belajar menenun mulai dari tahap paling sederhana seperti mengenal motit dan arti atau makna filosofis dari motif itu sendiri. Dari motif-motif yang ada memuat cerita tertentu tentang kehidupan manusia, kepercayaan atau keyakinan, tumbuhan, hewan, alam semesta dan lain-lain.
Dalam sehelai kain tenun dapat tersirat makna yang begitu dalam. Seperti pada tenun Rokirole - Palue, Flores Tengah yang dalam bahasa setempat disebut "Tama Ko'a " memiliki makna atas setiap motifnya. Terdampat 4 penamaan terhadap Tama Ko'a yakni Witi Mata, Wua Wela, Bheso, dan Saloka. Rata-rata motif yang terdapat dalam bagian masing-masing Tama Ko'a ada kesamaannya. Yang membedakannya adalah pada warna motif induknya (Tama Ina ne) dan anaknya (Tama Ana ne) dan juga pada motifnya. Pada Tama Ina ne memuat 7 dan atau 9 motif yang berbeda dan tidak berulang untuk motif yang sama. Ini sangat unik karena tidak seperti biasanya pada tenunan pada umumnya di daerah-daerah lain seperti di Maumere dan daratan Flores lainya serta NTT maupun di Indonesia. Saya dengan yakin bisa katakan bahwa ini adalah satu-suatunya yang ada di nusantara tercinta ini. Sedikit bangga dan agak sombong tidak apa-apa kan sobat esteemit? Kwkwkw
Mengapa demikian motif itu tidak boleh diulang dalam satu baris tenunan yang sama??
Temukan Jawabannya dalam tulisan saya selanjutnya tentang "cerita di balik motif.
Lalu apa hubungannya antara menenun dengan kehidupan??
"Tidak menenun, MATI !! menenun MATI juga!! Kalau begitu lebih baik menenun sampai mati. Karena ketika matipun tenunan akan menjadi kado menuju alam baka" demikian kata Mama Noda Moi, salah seorang penenun Rokirole. Dari menenun ada kehidupan. Selain untuk melindungi tubuh, tenunan juga menjadi salah satu penopang ekonomi keluarga. Hasil jualan dapat digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari, biaya pendidikan anak, urusan adat dan lain-lain.
Demikianlah tulisan saya kali ini, dan akan ada lanjutannya tentang tenun ikat Rokirole, Palue Flores Tengah. Vote dulu biar jariku makin lentur Menulis. Hehheheh
Gadis mungil belajar menenun