masa Orintasi Siswa/Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOS/MOPD) di Isi Dengan Berbagai Kegiatan yang Bermanfaat

in #esteem6 years ago

Awal tahun ajaran baru setiap sekolah menerima peserta didik baru dan melakukan sebuah acara penyambutan yang dinamakan MOS/MOPD (masa orientasi siswa/masa orientasi peserta didik). Tujuan utama dilakukannya kegiatan tersebut pada dasarnya adalah untuk mengenalkan peserta didik baru pada lingkungan sekolah mereka agar proses adaptasi tentang kegiatan di sekolah tersebut berjalan dengan cepat.

Berbagai macam kegiatan pun dilakukan di setiap sekolah, mulai dari kegiatan yang membangun karakter dan kedisiplian hingga kegiatan yang berbentuk perpelocoan dan kekerasan.
Kegiatan perpeloncoan dan kekerasan nampaknya sudah menjadi sebuah hal yang lazim pada setiap kegiatan MOS/MOPD. Dulu kita beranggapan bahwa kegiatan perpeloncoan dan kekerasan adalah hal wajib yang harus dilalui oleh setiap peserta didik baru. Harapannya agar para perserta didik dapat terasah secara mental dan fisik. Selain itu juga peserta didik mendapatkan pengalaman berkesan yang akan selalu mereka ingat. Sebuah pemikiran yang memang ada benarnya sebab saya sendiri pun dahulunya merasakan hal yang demikian.


Saya dan kita semua pasti pernah merasakan MOS/MOPD baik sebagai peserta, panitia (pengurus OSIS), maupun sebagai tenaga pendidik di setiap satuan pendidikan masing-masing. Dulu dalam posisi kita sebagai peserta atau pun panitia dalam kegiatan MOS/MOPD mungkinlah masih melakukan kegiatan yang demikian dikarenakan keterbasan pengetahuan kita yang berposisi sebagai peserta didik. Namun sebagai bagian dari tenaga kependidikan dan stake holder pendidikan sudah seharusnya pola pemikiran tersebut harus diubah. Memang tidak semudah membalikan telapak tangan untuk mengubah sebuah kebiasan yang sudah menjadi budaya.
Kemajuan suatu bangsa terletak pada bagaimana sebuah bangsa tersebut menyiapkan generasi penerus mereka kedepan.


Pendidikan merupakan elemen terpenting dalam mempersiapkan generasi penerus. Melalui pendidikan generasi penerus diberikan kemampuan yang akan mereka gunakan dimasa depan dalam mengisi pembangunan bangsa ini. Adanya perpeloncoan dan kekerasan pada kegiatan MOS/MOPD dengan dalih agar peserta didik mempunyai mental tahan malu dan kuat secara fisik bukan hal yang layak dibenarkan. Bercermin dari kegiatan MOS/MOPD di negara lain yang berisi dengan kegiatan sosial yang positif rasanya kita sudah jauh sangat tertinggal.

Tentunya sudah sering kita melihat bagaimana para koruptor yang sudah jelas-jelas menjadi tersangka masih percaya diri tersenyum dihadapan media dan mengaku tidak bersalah. Begitu juga juga aksi tawuran yang dilakukan mulai dari rakyat biasa, kaum terdidik, hingga para wakil kita di parlemen. Saya berpendapat itulah hasil dari MOS/MOPD yang mengandung unsur perpeloncoan dan kekerasan. Perpeloncoan yang mengikis budaya malu dan kekerasan yang menumbuhkan sikap anarkisme dan premanisme. Terlebih lagi tindakan-tindakan pelecehan yang sudah merasuki di segala sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pelecehan terhadap konstitusi, penegakan hukum, dan amanah-amanah rakyat.



d98bbur0ye.jpg


![Untitled-133.jpg](https://steemitimages.com/DQmY6BCf2u9qpgbyLk2t4CioG2xUCJ6eCsyjkeJGojTjqF3)
Sort:  

Source
Plagiarism is the copying & pasting of others work without giving credit to the original author or artist. Plagiarized posts are considered spam.

Spam is discouraged by the community, and may result in action from the cheetah bot.

More information and tips on sharing content.

If you believe this comment is in error, please contact us in #disputes on Discord

Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://www.kompasiana.com/putragal13a/55bd8fe38ffdfd0505f88d1d/hasil-dari-kegiatan-mos-mopd