Analogi Platform Steemit

in #esteem7 years ago

image

Hallo stemians di seluruh Indonesia...... Semoga sehat-sehat saja. Tulisan ini hadir karena sugesti dari Bung @levycore. Memang tanpa sugesti, susuatu itu sulit diaplikasikan. Terima kasih sebelumnya untuk Pak Kurator Indonesia, @levycore --semoga senantiasa dalam lindunganNya.

Ya, berbicara tentang sugesti atau sesuatu penggugah sehingga seseorang akan lebih giat dan semangat maka bicara ini akan sangat dekat dengan kehidupan kita. Wa bil khusus "steemit". Kenapa? Karena semakin hari semakin banyak stemian baru yang bergabung bersama steemit. Nah, kenapa mereka bergabung? Steemit bisa menghasilkan uang. Itulah sugesti utama kenapa semua orang bergabung di sini. Dan tulisan ini hadir karena sugesti. Sugesti dari 50 SBD yang akan dihadiahkan oleh @levycore.

Okai.... Tidak berlama-lama di muqaddimah. Langsung saja ke pembahasan, yaitu " Memahami Konsep Dasar Platform Steemit". Ntar dulu, platform itu apa sih? Kalau bisa jangan pakai bahasa ilmiah gituan, kami newbie, pemula. Bahkan, jika pemula itu dimulai dari nol, kami di bawah nol. Jelaskan sejelas-jelasnya. Baiklah, platform itu sama saja "rencana kerja" atau sistim kerja. Nah, tema kali ini jika disederhanakan menjadi "Memahami Dasar Sistim Kerja Steemit".

Sahabat... Jika kalian telah memutuskan bergabung dalam media sosial bernama steemit, kalian telah siap menjumpai istilah-istilah baru di sini. Persis seperti kalian bergabung dengan medsos lainnya, Facebook misalnya, di sana ada istilah like, share, status, komentar, dan lain-lain. Di sini, kita juga menjumpai yang namanya blog, vote, coment, dan resteem. Dan yang sangat penting, di sini ada Steem; SBD (Steem Blockchain Dollar) dan SP (Steem Power).

image
[Foto: Wallet (dompet) seseorang yang di dalamnya ada uang berupa SBD dan Steem]

Untuk memahami semua itu, saya mengajak Anda membaca sebuah fiksi berikut:

Pak Junaidi, seorang kaya raya di sebuah desa. Beliau punya teman, namanya Pak Sanusi, membuat sebuah kolam yang siap dibudidayakan ikan di dalamnya. Tapi Pak Junaidi tidak membudidayakan ikan itu oleh beliau sendiri, termasuk juga Pak Sanusi. Pak Naidi memberikan ide kepada orang-orang dan membuka peluang kepada siapa saja, termasuk Anda yang hendak memasukkan bibit ikan ke kolam itu. Entah bibit ikan lele, nila, gurami, bawal dan masih banyak jenis lainnya. Terserah kepada Anda semua.

Bibit ikan yang akan kita masukkan ke kolam tadi akan disaksikan oleh beberapa orang dan diperiksa murni atau curian itu bibit ikannya. Bibit ikan menjalankan pertumbuhan sangat cepat dan langsung bisa diambil selama 7 hari (kok sedikit sekali? Baca saja dulu! Hehehe).

Bagaimana ikan itu diambil? Kita akan datang teman-teman sekitar membantu kita melalui "memancing" ikan itu untuk kita. Berapa banyak ikan yang mereka pancing tergantung banyak sedikitnya mata kail teman. Kadang si A membawa satu pancing dengan mata kail 5, maka sekali lempar akan mengangkat 5 ekor ikan. Si B punya modal besar dari si A, ia membawa jala. Intinya, sesuai kekuatan yang dimiliki si teman.

Ikan yang telah dipancing itu untuk siapa? Untuk kita 75% dan 25% akan dibagi. 75% milik kita bisa kita pilih 3 pilihan lainnya; apakah 50% untuk kita jual langsung, 50% lainnya kita awetkan dan keringkan dulu. Boleh juga 100% milik kita (75% tadi) kita kering dan asinkan. Dan, satu lagi boleh kita tidak mengambilnya sama sekali.

Setelah 7 hari, waktu "memancing" oleh teman-teman berakhir. Seberapa banyak mereka pancing ya sebanyak itu rejeki kita.

Ikan yang kita jual itu dibayar pakai apa? Pakai mata uang juga, tapi bukan rupiah dan juga bukan mata uang negara lainnya. Ikan itu dibayar dengan mata uang digital bernama Steem. Uang dari hasil kita jual langsung akan bisa kita ambil, namanya SBD. Sementara ikan yang kita keringkan itu juga dibayar bersamaan tapi masih butuh proses, namanya Steem Power. Bagaimana penjelasan lebih jauh dan secara ilmiyah tentang SBD, SP dan Steem ini silakan baca: DI SINI.


Sahabat... Bagaimana ceritanya, menarik sekali bukan? Ayo kita kupas dan kita selidiki siapa Pak Junaidi dan Pak Sanusi.
Pak Junaidi hanya penemu ide, beliau adalah Ned Scott dengan idenya disebut "steemit". Kolam Pak Sanusi itu namanya "blockchain", dan Pak Sanusi sendiri bernama Satoshi Nakamoto. Untuk lebih jelas tentang blockchain ini baca DI SINI.

Bibit ikan yang akan kita budidayakan di kolam blockchain itu adalah usaha kita membuat data untuk diposting. Jenis ikan, apakah lele dan lainnya itu adalah berupa gambar, tulisan dan video dari kita. Saksi yang akan memeriksa ikan sebelum kita masukkan ke kolam itu adalah tim saksi dan jika ketahuan bibit ikan curian,artinya karya bukan orisinil, maka kita ditangkap oleh @cheetah. Siapa @cheetah sebenarnya? Baca tulisan Master Steemit, @abunagaya DI SINI.

Dan ini sebuah contoh postingan yang terciduk oleh @cheetah:
image

Adapun istilah memancing tadi, inilah yang disebut "upvote" dari teman-teman stemian lainnya. Terkait ikan yang dipancing untuk kita sebanyak mana mata kail si teman itu diistilahkan besarnya Steem Power teman yang mempengaruhi nilai vote bagi dia dan kita. Saya yakin teman-teman telah membacanya tadi dalam tulisan Mas @ilyastarar yang diterjemahkan oleh @matriks77. Kalau belum, baca dulu itu sekali lagi. Jangan malas membaca, karena kita ummatu iqra'.

Ikan yang telah dipancing itu akan kita panen dalam masa 7 hari, karena memang waktu vote diberikan 6 hari 12 jam. Lalu si teman mendapat apa? Tenang, sudah dijelaskan sangat rinci dalam tulisan referensi itu. Mereka dapat reward. Berapa? Saya rasa itu masuk kategori lanjutan. Kita menjelaskan tahap dasar.

Selanjutnya, kita bisa memilih 3 pilihan: apakah "default" dengan bagi 50%-50% antara SBD dan SP, atau 100% SP atau tidak mengambil apa-apa. Itu juga masuk kategori lanjutan (menurut saya). Namun, telah dijelaskan juga di sana.

Saya rasa dalam memahami dasar cukup sampai di sini saja. Kita tunggu tingkat lanjutan dan seterusnya dan kita bahas lebih mendatail hingga ke akar-akarnya.

Sebelum mengakhiri postinganku, di mana ada salah khilaf, tidak benar atau kurang tepat, analoginya tidak sinkron dan segala macam kekurangan, saya juga pemula, mohon saran dan kritikan dari tuan seniorku.

Salam stemian...
Salam literasi....