Kemana wajah asrimu wahai negeriku.......
Kelam, bersimbah darah kebencian berbau anyir aroma nanah kemunafikan
Tak kau sadarkah atau memang harus engkau biarkan.......
Lihat, palung pada kaki dan tanggan anak negeri kian mengukung gerak hidup
Nasi yang mereka harap kian jauh tak terukur langkah mereka mengayuh letih
Sudahkah kau dengar isak perih mereka pada bahu ibu pertiwi....
Sedih, sedu dan sedan ratap ratap mereka kian menjulang mencakar akal sehatmu wahai negeri
Look at we are now.... !
Itu teriakan mereka dalam bahasa sederhana untuk negeri ini 
Masihkah tak kau denger bahasa mereka wahai negeriku......
Masihkan congkakmu mendongak tanpa mengalah pada keperihan hati mereka......
Irikah negeriku pada suka cita mereka dalam kesedapan bertahan hidup..... 
Bangkitlah negeriku dari tidur cantikmu malam ini....
Lihat, rasakan dan maknai semua dalam mata bangsa sebagai ibu pertiwi....
Buktikan keibuanmu mampu sejukan dan hentikan tangisan mereka dalam dekap dada pertiwi 
Jangan buat mereka marah pada keadaan
Jangan buat mereka merusak pagar kebangaanmu
Jangam kau abaikan kepalan tangan mereka untuk segera merobek jantung busuk mu
Kau akan segera tau itu negeriku
Kau akan segera melihat kedahsyatan itu...
Amarah, tangis dan emosi berkumpul dalam satu riak gelombang
Segera.... meluluh lantakan negeri menjadi puing puing negeri yang bernama kebangsaan 
Medio Maret 2018
Penulis, : Dedyp