بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِِ.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Di akhirat kelak,
bisa jadi seorang suami menjadi musuh yang hebat bagi istrinya begitupun sebaliknya, seorang istri bisa memusuhi suaminya.
Padahal dulunya mereka di dunia tidak pernah bertengkar, akur, bahkan tidur bersama dan saling mengasihi.
Bahkan seorang anakpun bisa menuntut tanpa ampun kepada org tuanya, begitupun sebaliknya. Padahal dulu mereka bersuka ria, memberikan kebebasan dan kesenangan.
Sahabat karib, merekapun bisa saling bermusuhan dan siap saling menjatuhkan di hadapan Alloh. Padahal dulu kompak, saling membela, berjalan bersama berpesta ria.
Hal ini terjadi karena selama hidup di dunia, mereka tidak saling menasihati dalam menjaga keimanan dan keislaman mereka, SELALU TOLERAN dengan kemaksiatan yang dilakukannya, mendukung kemungkaran, jauh dari agama, bahkan enggan meluruskan penyimpangannya.
Mereka takut saling menyinggung perasaan, hingga kemaksiyatan itu lestari dalam rumah tangga dan persahabatan.
Mereka mesra tapi kompak dalam kemaksiyatan.
Mereka gembira tapi jauh dari keridhoan Allah.
Bahkan mereka kaya tetapi miskin harga diri.
(QS. 43;67, 64;15 & 103;1-3).
Semoga Allah memberi kita kekuatan untuk saling menasihati, senang dalam ketaatan, diberikan jalan ketaqwa-an dan dikumpulkan lagi bersama di dunia dan di surga kelak,
Aamiin ya Robbal a'lamiin.
