Selain sebagai tempat transfer knowledge dari guru ke peserta didik, sekolah juga berfungsi sebagai tempat mendidik karakter anak. Cara paling efektif mendidik karakter anak yakni melalui pembiasaan serta memberi contoh teladan.
Upaya menanamkan karakter mulia bagi anak didik bukanlah pekerjaan mudah. Butuh kesabaran serta pendekatan yang sesuai dengan karakteristik anak. Di sinilah diperlukan kemampuan pendidik mengenali kepribadian anak didik.
Bukan rahasia lagi bila di sekolah peserta didik kerap melanggar tata tertib. Mulai dari pelanggaran ringan hingga pelanggaran berat. Untuk kategori pelanggaran ringan sebut saja hadir ke sekolah tidak tepat waktu atau terlambat. Pendidik tidak boleh serta merta memvonis Si anak malas kecuali memang keterlambatan terjadi hampir setiap hari. Pendidik perlu menggali secara mendalam faktor penyebab Si anak terlambat. Setelah diketahui maka perlu diberikan pembinaan.
Mengenai sanksi bagi peserta didik yang terlambat hadir ke sekolah, masing-masing sekolah menerapkan aturan yang berbeda. Namun pada umumnya guru piket meminta membersihkan halaman sekolah yang kotor bahkan ada juga yang diminta membersihkan toilet.
Bagi saya "hukuman" di atas kurang mendidik. Niat memberi efek jera justeru peserta mendidik merasakan sekolah tidak lebih dari lembaga pemasyarakatan.
Salah satu "hukuman" yang menurut saya masuk kategori mendidik seperti diterapkan di sekolah tempat saya bertugas yakni membaca surat yasin hingga selesai. Setelah nama- nama mereka di data lalu diperkenankan masuk ke kelas untuk mengikuti pembelajaran seperti biasa.
Nah, karena sudah jadi budaya, begitu mereka terlambat tanpa disuruh mereka langsung mengambil buku yasinan untuk mereka baca. Itu di sekolah saya. Lalu bagaimana di sekolah teman-teman. Sharing yuk!