Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan dan masyarakat yang disebabkan karena faktor alam dan non alam. Jika kita tinjau dari jenis-jenis bencana maka tak hanya ada bencana alam saja, namun juga ada bencana non alam dan bencana sosial.
Namun jika kita membicarakan ekologi tentunya berkaitan dengan alam. Bencana alam ini mungkin tidak terasa secara lansung kepada manusia seperti bencana alam yang secara langsung dan dalam waktu yang cepat seperti banjir, tsunami, longsor, kebakaran, gunung berapi meletus, tetapi secara perlahan dan cukup mematikan. Begitu juga halnya berlaku untuk tumbuhan yang berdampak pada kepunahan.
Penyebab bencana ini tak lepas dari aktivitas manusia. Dan berkaitan juga dengan canggihnya teknologi sekarang ini. salah satunya adalah Handphone (HP) yang kini lazim dimiliki setiap individunya. Kini HP tidak lagi sebagai alat pemenuh kebutuhan sekunder tetapi sudah dianggap sebagai barang pemenuh kebutuhan pokok (primer).
Dengan demikian banyaknya tower yang dibangun menjadi salah satu daya pendukung semakin majunya sebuah jaringan. Di mulai dari sinilah permasalahan mulai muncul. Salah satunya adalah akibat gelombang elektromagnetik yang dipancarkan tower menyebabkan punahnya sebagian spesies tanaman pisang yang berada di Takengon. Nama pisang ini baiasa disebut pisang wak oleh masyarakat setempat .
Sejak beberapa tahun belakangan ini pisang wak ini mulai sulit untuk dibudidayakan di Takengon, karena jika kita memeliharanya maka tak akan pernah sampai pada tahap memanen. Jikapun sampai tahap memanen hanya saja sekelingan batang pisang tersebut tidak boleh dirawat, dan dibiarkan begitu saja. Namun hal ini tak mungkin dilakukan karena pohon pisang di Takengon kebanyakan di tanam sebagai pelindung untuk pohon kopi oleh petani.
Jika kita liris daun yang sudah tua dan membersihkan sampah yang sudah kering di pohon pisang wak ini yang terjadi adalah ketika buahnya berukuran seperti jari normal manusia maka buah tersebut berkembang dan berubah warna menjadi kehitam-hitaman . begitu juga dengan daunnya yang seketika berubah menjadi kekuningan, walaupun umur pohonnya masih sangat dini. Sehingga munculah kepunahan pada spesies pisang yang satu ini. jika dahulu orang sering mengolah pisang ini sebagai pisang goreng di Takengon.
Kini jika kita megunjungi orang yang menjual gorengan maka pisang ini sudah tidak ada lagi di jajakan. Bahkan sebenarnya orang Gayo meyakini bahwa pisang wak ini bisa mengobati asam lambung karena adanya basa yang menjadi rasa saat pisang ini masih muda.
Kini pisang wak ini jarang dijual dan dijajakan di pasar tradisional di Takengon. Seolah pisang ini menjadi barang yang langka. Jika pun ada pisang wak ., itu berasal dari daerah Bireun yang dijual di pasar tradisional Paya Ilang.
Saat ini petani di Takengon tidak lagi membudidayakan pisang jenis ini, mereka lebih suka membudidayakan pisang Ambon yang lebih tahan terhadap gelombang elektromagnetik. Tak hanya pisang namun gelombang elektromegnetik ini menyerang tanaman cabe rawit yang menjadikan batang mengeriting dan berwarna kekuningan, buah yang mengeriting hingga berpengaruh pada produksi cabe rawit di Takengon.
Enjoy the vote and reward!
this post is very good :)