Ketika mendengar berita tentang gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, tubuh saya langsung lemas sekali rasanya. Saat itu saya masih sedang dalam acara pertemuan dengan sebuah organisasi di Jakarta dan perbincangan sedang hangat-hangatnya. Hampir tidak percaya, baru dua malam sebelumnya saya melihat bulan dan bagi saya pendarnya malam itu menakutkan, mirip dengan bulan yang saya lihat menjelang tsunami di Aceh. Saya bahkan berkata kepada kawan saya yang waktu itu sedang bertandang ke rumah, bahwa saya takut, sepertinya akan terjadi bencana besar. Dia hanya geleng-geleng kepala dan tersenyum saja, seolah berpikir bahwa saya ini hanya sedang berhalusinasi. Begitu apa yang saya lihat itu ternyata benar kejadian, saya pun tidak tahu harus berkata apa.
Masih teringat di dalam bayangan bagaimana keadaan di Aceh ketika tsunami. Tidak pernah saya pikirkan sebelumnya bahwa saya akan melihat begitu banyaknya korban dan sempat bingung juga harus bagaimana. Kini, kejadian terulang di daerah lain, walaupun gempa yang terjadi tidak sebesar di Aceh waktu itu, dan tsunami pun tidak setinggi di sana, tetapi ada lumpur yang tidak terduga justru menjadi sangat mematikan. Kampung yang diperkirakan berpenduduk 700 jiwa lenyap dalam sekedip mata, ratusan orang tenggelam, dan bahkan 200 siswa SMA yang sedang berkemah pun terkubur hidup-hidup, Kalau ada yang bertanya, kenapa sampai bisa seperti itu, rasanya itu pertanyaan yang tidak masuk di akal. Ilmu pengetahuan manusia sangat terbatas dan yang namanya alat teknologi paling canggih pun belum bisa memberikan kepastian. Menghubung-hubungkan dengan segala kesalahan manusia, menurut saya itu sangat tidak bijaksana, sebab siapa yang pernah tahu selain Yang Maha Tahu.
Yang membuat saya bersama teman-teman merasa tidak tahu harus bagaimana kali ini, adalah karena kami sadar penuh bahwa ada banyak hal yang perlu dipikirkan. Selain lokasi, sarana transportasi, dan belum jelasnya data, membuat kami masih belum ada yang turun ke sana. Bukan karena tidak ingin membantu, tetapi karena pada saat seperti ini biasanya keluarga dan warga masih dalam keadaan panik, sehingga mau terbang ke sana pun repot, tentunya harus didahulukan pihak keluarga dan juga bantuan yang diperlukan. Lagipula, pada saat seperti ini, sebaiknya pihak pemerintah, TNI, dokter, dan warga di sekitar yang lebih dekat yang turun lebih dahulu daripada nanti membuat lebih ruwet lagi keadaan. Rasa ingin segera ke sana dan turun langsung pasti ada, namun prioritas tetap harus yang utama.
Situasi memang masih tidak karuan dan panik bertebaran di mana-mana, kita masih belum bisa melakukan banyak. Walaupun begitu, bukan berarti kita tidak bisa turut membantu mengingat jumlah korban pasti akan terus bertambah jika tidak segera ditangani. Kebutuhan sangat banyak dan saat ini mereka sangat membutuhkan bantuan. Tercatat sudah ditemukan 740 orang tewas seperti yang diberitakan oleh CNN ; https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181001035829-20-334506/jumlah-korban-tewas-gempa-palu-versi-posko-sebanyak-740-orang. Paling tidak, menurut saya, kita bisa berusaha melakukan penggalangan dana yang nantinya akan dikirimkan langsung saja ke mereka yang sudah berada di lokasi. Terlalu sulit bila kita berharap untuk mengirimkan bantuan berupa barang dan dikirim ke sana saat ini, apalagi kabar terakhir yang saya dapat, banyak penerbangan ke Palu dibatalkan sebab saat ini bandara di sana sedang kacau balau. Ada banyak sekali pengungsi yang berebut untuk keluar dari Palu, sehingga membuat kebingungan. Dapat dimaklumi, namanya juga panik dan takut.
Untuk itu, saya berharap kita bisa sama-sama mengumpulkan dana bantuan untuk mereka. Jujur saja saya masih belum tahu bagaimana menyalurkannya langsung, meskipun sudah ada kawan-kawan yang berada di sana. Paling tidak, kita kumpulkan dulu, baru setelah saya mendapatkan info yang jelas ke mana bisa dikirimkan secara langsung ke tempat yang paling membutuhkan, saya akan report dan kirimkan. Bagi yang berkenan memberikan bantuan, silahkan kirim ke wallet saya dengan memo “DONASI PALU DONGGALA”. Kita sama-sama berdoa agar masalah ini bisa segera diatasi dan semua diberikan yang terbaik oleh Yang Maha Kuasa.
Terima kasih.
Bandung, 1 Oktober 2018
Salam hangat selalu,
Mariska Lubis
Sesaat setelah mendengar kabar tentang tsunami Palu, ingatan langsung terseret ke tahun 2004 di mana saat itu Aceh luluh lantak oleh tsunami. Segala doa baik untuk saudara kita di Donggala, Palu. Donasi adalah hal mulia yang bisa kita beri...
Ya, saya pun sama langsung terbayang Aceh... semoga kita bisa memberikan yang terbaik yang bisa kita berikan...
Aminnnn... Kita berharap semua baik-baik saja..
Saya masih terbayang pada saat tsunami di tempat saya di aceh, semoga tidak terulang lagi..
Kejadian terulang di tempat yang berbeda...
Semoga ada hikmah dibalik musibah yang besar ini
amin... semua musibah terburuk pun pasti ada hikmahnya...
Ya ALLAH jauhkanlah bala di negeri ini,, saya pribadi sangat tau bagai mana perasaan sodara kita di palu karena saya pernah mengalaminya di tahun 2004 silam ketika tsunami melanda kami di aceh.
Amin... memang mengerikan kalau ingat di Aceh dan memberikan trauma bagi siapapun yang mengalaminya, bahkan bagi para relawan yang datang.
Sungguh terharu dan terbawa suasana pada masa kelam yang terjadi di tempat saya ( Aceh )
Isak tangis mereka juga tanggung jawab kita sesama islam.
Sebelumnya mari kita berdoa agar korban yang ditinpa musibah diterima disisi ALLAH aja wajalla
Dan tabah akan musibah ini.
Mari kita ulurkan tangan untuk membantu
Terimakasih kakakku @mariska.lubis
Sudah menjadi penyambung tangan.
Salam hangat dan sehat selalu bersama keluarga...amin Ya ALLAH
Amin yra... ya kita bantu semampu kita...
Iya kak...
Kapan mulai donasi ?
Memonya ;
silahkan saja kalau mau kirim dari sekarang... memonya "Donasi Palu Donggala"
Iya kakak
Langsung ini...
Semoga bisa menjadi berkah
Dan kita berharap banyak teman-teman iba akan saudara kita
Saya jadi trauma melihatnya karena pernah merasakannya, jauhkan segala bala ya ALLAH,,
amin.... memang mengerikan melihatnya...
Semoga tidak lagi terjadi gempa susulan disana, yang bisa mengakibatkan trauma mendalam bagi saudara-sudara kita disana. Dibalik setiap musibah tersimpan hikmah.
amin... seburuk apapun selalu ada hikmah baiknya.
Betul mbak
Amin ya Rabb.
Semoga korban yang masih selamat agar tetap tabah menjalaninya, kami di aceh sudah pernah mengalaminya memang sangat trauma sampai sekarang.
Teringat kembali keadaan di tempat kami pada waktu itu di aceh,, ya ALLAH tidak sanggup saya bayangkan karena sudah pernah merasakanya jauhkanlah musibah di negeri ini ya ALLAH,,,
Maru kita bantu saudara kita yang terkena musibah
Semoga saudara kita di sana tabah dalam menghadapi musibah ini.
Semoga bencana segera berlalu.
Memohon ampun atas segala kesalahan. Diberi kekuatan pada saudara yang tertimpa bencana. Aamiin.
Seakan menatap ke masa lalu, ke masa 2004 di mana bencana ini meluluh-lantakkan tanah dan daratan Aceh. Sempat terhenyak membaca timeline linimasa, melihat empati orang-orang yang terkikis, alih-alih membantu, malah menghakimi begini begitu.
Ah, mari kita doakan agar saudara-saudara kita di Palu, Donggala dan daerah yang terkena musibah ini, diberi kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi musibah ini.
Mari galang bantuan untuk membantu mereka, yuk, Teh!
Dengan semangat Kemanusiaan kita Galang Persatuan untuk bersama membantu mereka semampunya. Semoga Indonesia senantiasa di dalam lindungan Allah.
Ini keren,, akai nyata...
Assalam mbak @mariska.lubis. kalau hendak mengirim sbd boleh ndak ? Caranya gimana mbak ?
Posted using Partiko Android
i got your name from @thekitchenfairy we are doing our best to raise money in the netherlands to help you. upvoted
https://steemit.com/life/@brittandjosie/4-o-clocky-sulawesi-needs-all-of-us