Dilan adalah Slank

in #dilan7 years ago

Saya mengenal Pidi Baiq lewat The Panas Dalam, dan Saya pernah menaruh hati padanya, karena lirik-lirik lagunya yang penuh dengan satire dan keresahan, karena aransemen musiknya yang sederhana dan menenangkan. Dan saya sering mencuri baca artikel maupun tulisannya di media daring sampai kelak saya membaca “Dilan, dia adalah Dilanku tahun 1990” pada awal tahun 2015 yang lalu, sebelum hingar-bingar Dilan menggaung seperti sekarang. Untuk menyakinkan keharusan sebalnya saya kepada jalan pikir Pidi Baiq melalui Dilan, saya bahkan membaca semua seri novelnya tersebut “Dilan, dia adalah Dilanku tahun 1991” dan “Milea, Suara dari Dilan”. Dan memang ketiga buku tersebut semakin meyakinkan saya untuk menarik diri dari Sang Presiden, saya sebenarnya berharap tulisan Pidi Baiq seharusnya seperti cerita dalam lirik “bila cinta tak indah bagimu atau cita-citaku, bukan buku lucu tentang cinta-cintaan dan gombal-gomlan menggelikan ala manusia dibawah pengampuan.
Dan karena Dilan juga, saya menurunkan intensitas saya terhadap kekaguman pada Pidi Baiq kemudian, Pidi Baiq tidak sementel itu dalam The Panas Dalam. Ini persis seperti perasaan ketika anda kagum kepada seseorang dengan segala imajinasi dan kebolehan proses kreatifitasnya dikemudian hari dia membuat sesuatu yang jenaka, sesuatu yang bersifat olok-olok semata, perasaan yang sama saya rasakan ketika Slank menjadi alat kampanye dan mendukung salah satu pasangan calon Presiden. Sering menyanyikan lagu “naik-naik kepuncak gunung” dengan lirik yang ditukar menjadi “naik-naik listrikku naik” sebelum jagoannya naik, eh pas calon Presidennya terpilih dan membuat kebijakan “listrik naik”, lagu tersebut tidak pernah lagi didengungkan.

Sort:  

500 free charitable coin sign up with ethereum address
https://ColourCoin.org/345304 $10 worth free
ICO ending in few days & let us make a fortune

Kami sudah upvote ya..