Budaya Latah dalam Masyarakat Kita

in #culture7 years ago (edited)

11032948_804307719655709_595809268_n.jpg

Belum lekang dari ingatan, ketika di warung-warung kopi para lelaki membicarakan batu giok, sebagian memamerkan batu yang baru mereka miliki, yang lain tangannya sibuk mengasah batu untuk menjadi mata cincin.

Pada masa itu, mungkin tidak ada lelaki Aceh yang tidak membicarakan batu. Orang orang mulai memburu batu sampai yang berharga jutaan. Bio solar adalah yang paling dicari. Selain neprite hitam dan berbagai batu dengan berbagai warna lainnya. Orang-orang berpikir kejayaan batu tidak akan berlalu. Banyak orang menjadi kolektor dadakan.

11820676_1622765141316499_144121168_n.jpg

Seiring berjalannya waktu, pesona batu juga ikut luntur. Redup tertanam masalah baru yang datang dalam hiduh. Saat ini orang mulai melupakan batu. Tidak percaya? Duduk saja di warung kopi. Simak, ada berapa lelaki yang membicarakan batu.

Eh, jangan langsung menuduh kalau hanya para lelaki yang suka latah. Mungkin kita lupa ketika perempuan dihebohkan dengan tanaman berduri berbunga merah?

images (1).jpeg

Ephorbia, ibu-ibu pernah tergila-gila dengan tanaman hias tersebut. Mereka mulai memborong pada pedagang yang membawanya dengan mobil bak terbuka di pasar atau mendatangi tetangga yang sudah memiliki tumbuhan tersebut dan meminta cabangnya sedikit.

Kalau sang tetangga tidak mau memberikan sedikit cabangnya, maka keduanya bisa berakhir saling tidak berbicara untuk waktu yang lama. Mungkin begitu pun saat suami tidak mberikan uang untuk membeli pohon ephorbia. Sang suami bisa tidak mendapat "jatah" malam itu.

Mabuk ephorbia berakhir saat dihembuskan isu, tumbuhan tersebut bisa mendatangkan penyakit. Tidak diketahui jelas siapa yang membawa isu itu. Berduyun-duyun para ibu membuang atau menebang pohon hias yang tumbuh cantik di halaman rumah.

Sunguh disayangkan kelatahan yang seperti itu bisa terjadi. Memakan isu bulat bulat tanpa mempertimbangkan dengan nalar dan logika. Dan itu bukan hanya tentang ephorbia.

Kita pernah tahu pada suatu masa, termakan isu kalau tuperware yang kita beli dengan harga mahal terbuat dari benda najis. Mulailah kita membakar toples-toples cantik yang selama ini kita koleksi. Sungguh ironis seperti membakar uang saja. Tanpa menyelidiki terlebih dulu, kebenaran isu tersebut.

images.jpeg

Kita tidak tahu ke depan nanti, budaya latah apa lagi yang akan digandrungi masyarakat. Mungkinkah steemit masuk kategori itu?

Ida Fitri, Idi, 16 Februari 2018.

Sort:  

gua follow n balek follow dong dan saling vote mbak ya...mhn bimbingan

Sudah saya follow, Bang. Vote masih sertinya kemarin sudah vote juga, Bang. Maklum dengkul masih sering kosong ini.

Budaya latah sedang menghinggapi masyarakat aceh dari segala aspek masuk...perlu penguatan budaya aceh kembali agar kita tidak mudah latah

Nah, setuju perihal ini, Bang.

Bereh that😊

Trimong gaseh, Bang 😂
Semoga bermanfaat.

Bek panik, kata apache13

Musikkkk... nazar ada di steemit sepertinya, Bang.

sekarang lagi latah soal cina, tapi baju buatan bang Koko, dipakek salat, haha

Iya, saya dulu punya cincin tapi diambil senior. Nyesek bangets

Iya bang andri. Kaya ada peraturan tertulis , setiap orang harus punya batu.

Tadi kaya ada komen bang @ampuhdeyavan ya?