Aceh is one of the areas in Indonesia that has a traditional dance art that is interesting and popular, it shows the creativity of the nation's children in Aceh. Aceh or known as Nangroe Aceh Darusalam, has its distinctive culture and art, so this becomes one of the main attraction that becomes the value of tourism in aceh.
From the various cultures in Aceh, dance is one of the most popular cultures of this region that is able to represent the existence of art in the archipelago, not only that, the art of dance from aceh is often performed in various regions abroad. The art of this culture has become a very interesting package because it shows to its own khasannya, the processing process requires the aesthetic ability and the future view in accordance with the ideal base of society and do not deviate from the personality traits of aceh Islamic society and do not save from the spirit of Islam and this is evident in the various dances, both as saman, debus, lpan and other traditional arts.
Among the many dances in Aceh, one of them is the famous Ranub Lampuan Dance in Aceh. This dance is usually played to welcome honorable guests and officials visiting Aceh. This dance is also featured on special occasions, such as the Preh linto show, Tueng Dara Baro. This dance is played by seven female dancers and is accompanied by traditional musical instruments Seurunee Kalee. The dancer in his hand holds the Cerana or Puan which inside contains the betel (ranub) that will be given to the guests as a sign of the glory for his guests. Dance Ranub Lampuan composition of Tarian Aceh.
Tarian tradisional Aceh
Aceh merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki Seni tari tradisional yang menarik dan populer, hal ini menunjukkan kreativitas anak bangsa di Aceh. Aceh atau dikenal dengan sebutan Nangroe Aceh Darusalam, memilki kultur dan seninya yang khas, sehingga hal ini menjadi salah satu daya tarik tersendiri yang menjadi nilai wisata di aceh.
Dari berbagai budaya yang ada di Aceh, seni tari merupakan salah satu budaya yang sangat populer dari wilayah ini yang mampu mewakili eksisteni seni di nusantara, tidak hanya itu, seni tari dari aceh sering kali dipertunjukkan di berbagai wilayah mancanegara. Seni budaya dimiliki ini menjadi paket-paket yang sangat menarik karena memperlihatkan ke khasannya tersendiri, proses pengolahannya menuntut kemampuan estetika dan pandangan kedepan yang sesuai dengan landasan ideal masyarakat dan tidak meyimpang dari ciri-ciri kepribadian masyarakat aceh yang islami dan tidak menyimpan dari spirit keislaman dan ini terlihat jelas dalam berbagai tarian, baik sedati saman, debus, ranup lampuan dan taraian tradisional lainnya.
Diantara sekian banyaknya seni tari di Aceh, salah satunya yaitu Tari Ranub Lampuan yang sangat terkenal di Aceh. Tari ini biasanya dimainkan untuk menyambut tamu terhormat dan pejabat-pejabat yang berkunjung ke Aceh. Tari ini juga di tampilkan pada acara-acara khusus, seperti para acara Preh linto, Tueng Dara Baro. Tarian ini dimainkan oleh tujuh orang penari wanita dan diiringi dengan instrumen musik tradisional Seurunee Kalee. Penari ditangannya memegang Cerana atau Puan yang yang didalamnya berisi sirih (ranub) yang akan diberikan kepada tamu-tamu sebagai tanda kemuliaan bagi tamu-tamunya. Tari Ranub Lampuan gubahan dari Tarian Aceh.