KRITIK DAN MASYARAKAT DEMOKRATIK

in #critics6 years ago

Masyarakat demokratis tumbuh dan berkembang berkat partisipasi aktif-positif warga dalam mengelola komunitasnya. Dalam negara yang demokratis terdapat pemerintahan yang kekuasaan tertingginya ada di tangan rakyat dan bisa dilaksanakan melalui sistem perwakilan. Biasanya para wakil rakyat dipilih melalui pemilihan secara periodik.

Peranan wakil rakyat antara lain menyampaikan aspirasi rakyat yang diwakilinya dan mengawasi jalannya pemerintahan supaya pemerintah sungguh mengusahakan kesejahteraan masyarakat. Karena itu, para wakil rakyat ada kalanya berhadap-hadapan dengan pemerintah. Belum lagi kalau ada partai oposisi. Partai ini cenderung mengkritik kebijaksanaan, langkah dan kinerja pemerintah.

Kritik itu bagian wajar dari demokrasi; bahkan sangat diperlukan. Demokrasi tanpa kritik bukanlah demokrasi sejati. Bukankah Benjamin Franklin berkata:”Critics are our friends, they show us our faults?” Karena kritik itu begitu penting, orang perlu memahaminya secara tepat dan memraktikkannya secara bermanfaat dan bermartabat.

20180426_152929-1.jpg

Kritik berasal dari kata kritein atau kritikos (bhs Yunani). Artinya melihat atau kemampuan menilai, mengevaluasi, menganalisa atau meninjau ulang. Yang menyampaikan kritik secara benar adalah orang-orang yang mampu melihat secara lebih tajam dan dari sudut berbeda dari orang-orang lain. Kritik yang baik mengandaikan kemampuan berpikir yang kritis-cerdas. Bahkan menuntut ilmu pengetahuan atau wawasan yang luas. Orang yang miskin pengetahuan dan sempit wawasan sulit bisa menyampaikan kritik secara baik dan tajam.

Kritik itu bukan kecaman. Kadang kritik bisa bernada dan dekat dengan kecaman. Namun tidak setiap kecaman itu pasti kritik. Banyak yang mengira bahwa dirinya adalah pengkritik karena bisa memaki-maki dan menjelek-jelekkan orang lain. Menunjukkan kejelekan orang lain dengan rangkaian kata-kata tanpa menunjukkan pemikiran alternatif yang lebih baik dan konstruktif bukanlah kritik.

Kritik dalam masyarakat demokratik perlu dilakukan dengan cara-cara tepat. Pertama, pengkritik mesti memahami materi yang dikritiknya. Tanpa memahaminya, bagaimana dia bisa mengambil sudut pandang berbeda dan menelaahnya secara lebih luas-mendalam? Kedua, mengkritik membutuhkan kemampuan berbahasa (menyampaikan kritik) secara baik, jernih, jujur dan benar. Kritik yang disampaikan secara emosional bisa menjerumuskan sang pengkritik ke dalam alur berpikir yang tidak lurus, logika yang tidak benar dan kurang objektif. Ketiga, pengkritik yang baik dan berkualitas biasanya menawarkan solusi positif-konstruktif atas masalah yang dikritiknya.

Masyarakat demokratik sangat memerlukan kritik. “If you have no critics you’ll have no success,” kata Malcolm X. Demokrasi memberikan kebebasan berbicara dan berbeda pendapat. Perbedaan inilah yang membuka pintu kepada pelbagai macam solusi atas masalah-masalah yang dihadapi masyarakat.

Jadi, kritik dalam masyarakat demokratik bukan kesempatan untuk mengecam, memaki-maki, mengolok-olok; apalagi menakut-nakuti. Kritik tidak harus melibatkan massa yang besar. Kritik yang baik menghantar orang kepada kebenaran. Kritik demikian amat dinantikan. Semakin memiliki banyak pengkritik yang baik, benar, jujur dan cerdas semakin masyarakat demokratik maju dan berkembang.

MoBert260418