You are viewing a single comment's thread from:

RE: Tulislah Ringkas, Tapi Jangan Kikir Kata

Surat kabar yang syahid termasuk tempat saya dulu bekerja Jurnal Nasional yang pada awalnya begitu indah (layoutnya).

Diskusi soal ini sudah pernah beberapa kali saya ikuti bertema "Awal Dari Akhir Media Cetak". Seingat saya, pertama kali sekitar tahun 2010 di Jakarta, dan 2011 di Makassar. Banyak yang menyangsikan medai cetak akan tetap bertahan.

Salah satu suhu jurnalistik Indonesia, Pat Atmakusumah, menyebutkan media cetak harus lebih kreatif mengemas berita dan tidak fokus pada kecepatan yang menjadi kelebihan dari media online. Kemudian, media cetak juga bersinergi dengan edisi online yang membuat mereka memiliki lebih banyak pilihan.

Sort:  

Betul... Hal itu lah yang dilakukan oleh Kompas untuk bisa eksis... Yang lain. Masih banyakhanya menyalin versi cetak ke online. Serambi Indonesia sebagai anak didik Kompas juga melakukan itu meskipun masih belum serius.

Suatu saat nanti, semuanya harus serius dengan versi online, seperti yang pernah dikatakan Budiono, pendiri detikcom.

Jurnas itu termasuk luar biasa juga. Saya sempat menjadi penulis tetap disitu dan honor nya lumayan besar, Rp. 400 rb. Honor puisi pun lumayan. Kalau gak salah Rp. 175 rb

Saya suka dengan layout-nya, @teukukemalfasya. Kalau konten, kita sama-sama tahulah. Hehehehe. Sayangnya, media itu harus syahid