You are viewing a single comment's thread from:

RE: PINTAR BUKAN BERARTI PEMIKIR

in #contest6 years ago (edited)

Menurutku, orang yang mampu memimpin sekumpulan orang tidak tepat disebut pemikir, tetapi lebih pas disebut pintar. Ya itu, pintar memimpin, atau memiliki kualitas seorang pemimpin. Orang yang pintar memimpin akan mampu memimpin siapapun, termasuk para pemikir. Bukankah para penguasa dan raja-raja memiliki para pemikir di dalam lingkarannya untuk menasehatinya dan memberikan pandangan terkait isyu-isyu tertentu, dan juga mengeksekusi keputusan-keputusan yang dibuatnya? Kita mengenal mereka sebagai menteri-menteri dan Dewan Pertimbangan Presiden, atau Dewan Pakar, atau apapun istilahnya. CEO di perusahaan-perusahaan adalah seseorang berkualitas pemimpin yang memimpin, di antaranya, sekumpulan pemikir untuk membuat inovasi-inovasi baru. Di setiap organisasi yang serius, mereka memiliki suatu kelompok think tank, sebagai bagian yang integral dengan kelompok-kelompok lain, dan mereka semua dipimpin oleh orang yang memiliki kepintaran di bidang kepemimpinan misalnya skill manajerial.. Saya pikir begitu.

Jadi saya tetap masih harus menolak premis bahwa pemikir lebih berkualitas daripada orang-orang pintar. Ada hal-hal lain yang harus ditelaah daripada hanya dua kualitas utama itu, dan hasilnya bisa saja berbeda untuk kasus-kasus yang berbeda.

Sort:  

setuju juga dengan pendapat anda @aneukpineung78, sedikit gambaran tentang penyebutan tentang pintar dan pemikir, saya belum pernah mendengar "pintar dia jadi pemimpin" atau " memang dia seorang pemimpin yang pintar,". mari kita lihat kata lainnya "Nelson mandela terlahir sebagai pemikir untuk bangsa afrika selatan dan akhirnya menjadi pemimpin rakyatnya" ketika duduk di bangku sekolah seorang guru pasti menyebutkan sebuah kata sukses kepada muridnya " Pintar Kamu Nak", inilah sedikit gambaran dari saya. dan ketika sepuluh orang terpintar di dunia dengan IQ diatas 160 mereka tetap di juluki 10 orang pintar dunia, bukan sepuluh orang pemikir dunia.

Saya pikir, ada tidaknya ungkapan "pemimpin yang pintar" bukanlah hal substansial, dan tidak pula membatalkan pendapat saya di atas. Pemimpin yang sukses sudah pasti pintar dalam memimpin. Yang saya maksudkan dalam pendapat saya di atas adalah, butuh ilmu (kepintaran, skill) untuk menjadi pemimpin. Ilmu itu bisa didapat di ruang-ruang kelas, atau melalui pengalaman formal atau non formal. Dalam organisasi-organisasi massa seumpama ormas-ormas kepemudaan, sebagai contoh, mereka mencetak bibit-bibit dan menyeleksi calon-calon pemimpin masa depan melalui proses yang disebut kaderisasi, di mana bakat-bakat dipantau dan dibina.

Tentang Nelson Mandela, redaksi kalimat ringkas "pemikir yang menjadi pemimpin", itu tidak menjelaskan secara spesifik bahwa kepandaiaannya berpikirlah yang membawanya kepada tampuk kepemimpinan, itu pemahaman saya, banyak hal lain yang mempengaruhi itu. Adalah kurang tepat jika kita mengambil kesimpulan besar hanya dari sebuah kalimat pendek begitu, itu sejenis logical fallacy atau kengauran logika. Contoh yang sejajar dengan kalimat itu adalah, "Seorang tukang bubur naik haji." Apakah karena profesi tukang buburnya maka dia naik haji? Ada juga teknokrat-teknokrat yang menjadi Presiden, tentu bukan hanya kualitas tunggal dari keteknokrasiannya itu yang menjadikan dia presiden.

ampon @aneukpineung78, han lee lon singoh-ngoh.... taubat lon.... hehehehe, just said, cucok that apa yang anda katakan, @mrday where is my silop.

Malas kita. (Melayu)
Beu-ö teuh. (Aceh)
Lazy we. (English Meuawo)

hehe, we'll meet again in another post my friend, I see alot of think we can solve and get a troubleshooting with you and @mrday, I like you have the best one think how to make teambuilding and smart leader, waiting for the best time to make it possible, see u guys, love you all

Thanks for the spirit.
May God bless your beautiful soul.

saya sangat menghargai feed back anda, namun disini saya harus bisa memisahkan terlebih dahulu siapa orang pintar dan siapa pemikir, atau kedua adalah orang yang sama?, pemimpin yang pintar menurut saya adalah pemimpin yang mau berfikir, berfikir dalam konteks memperbaiki daerah kekuasaan pemimpin tersebut, ini masih sangat khusus, bahkan ada pemimpin yang hanya mau berfikir untuk kepentingan kelompoknya saja, ini bukan pemimpin menurut saya. banyak orang pemikir didalam satu sistem pemerintahan seperti yang anda sampaikan itu adalah bukan pemikir yang sesungguhnya menurut saya, karena mereka hanya berfikir secara parsial saja bukan secara global.
pemikir yang saya maksudkan adalah orang yang bersedia meninggalkan kehidupan golongannya demi mencapai sebuah maksud tertentu untuk kemaslahatan orang banyak, ini seperti contoh anda sampaikan di atas "einstein".
ini semakin menarik