Sedang buming isu kampus Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta melarang mahasiswi menggunakan cadar. Pembinaan dan pendataan pengguna cadar di lingkungan kampus bergengsi tersebut terus berlanjut hingga detik ini.
Kala saya kuliah di Fakultas Syariah Institute Agama Islam Negeri Ar-Raniry, ada pula sosok dosen yang melakukan hal hampir serupa namun tak sama. Terdapat dosen yang meminta mahasiswi membuka cadar dihadapannya. Tapi ingat ya, bukan larangan bercadar. Mungkin hanya ingin mengenal rupa saja. Lalu cadar digunakan kembali. Dan prosesi buka cadar pun sangat rahasia saat bimbingan skripsi. Kebetulan ketika itu yang diminta membuka cadar sejenak adalah mahasiswi Malaysia yang kuliah di Aceh. Dimaklumi, mahasiswi Malaysia memang dominannya menggunakan cadar.
Saya kira wajar, seorang guru ingin mengenal wajah muridnya. Apalagi punya pemangku penting di lingkungan fakultas. Dan pelakunya pun sosok dosen perempuan. Bukan untuk bersikap tidak toleransi, apalagi pelecehan. Namun hanya sebagai bukti kedekatan murid dan guru dengan cara mengenal wajah aslinya.
-Abu Teuming
Hallo, hai @abujidan! Telah kami upvote..
Terima kasih atas upvote
Pendapat saya mungkin berbeda, kalau ditinjau dari sisi kedekatan guru dan murid, masih banyak cara selain melarang penggunaannya dalam ruang lingkup kampus. Terimakasih @abujidan juga karena memberi dimensi lain yang lebih humanks dalam menghadapi situasi cara berhadapan dgn perempuan bercadar. Namun pelarangan itu termasuk Diskriminasi menurut saya. Banyak regulasi hukum ttg hak-hak dasar perempuan di negara kita tapi elit kampus kita seolah buta dengan amandemen UUD 45 dan Ratifikasi Cedaw.
https://steemit.com/writing/@khaimi/polemik-cadar-di-hari-perempuan-sedunia-international-women-s-day-3515bded801b9