Selamat pagi Stemians,
Anjloknya harga Steem dan SBD di pasar bebas jangan sampai membuat kita kehilangan semangat untuk terus menumpahkan imajinasi isi tengkorak kita ke sebuah karya yang konon disebut menulis. Ya, menulis adalah cara termudah untuk menyampaikan, ide, gagasan, dan opini terhadap segala sesuatu yang menarik bagi kita.
Bagi yang hobi menulis, itu disebut penulis. Jujur,saya suka menulis. Tapi kadang-kadang sering kehilangan ide untuk menulis (maklum, penulis dadakan...hahaha). Nah, ketika otak tidak bersedia untuk diajak kerjasama memberikan sumbangsih ide, merokok sambil ngopi memberikan kontribusi yang cukup efektif dalam memberikan ide yang ingin ditulis. Persis seperti saat ini, ya persis seperti saat ini. Di temani sebungkus rokok yang tinggal sebatang lagi (maklum, efek APBA 2018 yang belum cair, terpaksa beli rokok per ons.), pikiran melayang kemana mana ya kan....”tulis apaaa malam ni awak?”
Ding. Gambar lampu nongol di atas kepala.
Berbicara tentang rokok, saya teringat dengan pengalaman teman saya yang membawa kakeknya ke seorang dokter spesialis paru paru. Kakek teman saya ini mengalami batuk yang cukup parah. Setelah di
periksa oleh sang dokter, si kakek dan dokter terlibat obrolan.
“usia bapak berapa sekarang? Sudah berapa lama merasakan batuk seperti ini?”tanya dokter
“72 tahun dok. Baru 6 bulan belakangan ini dok. Biasanya juga sering ngalamin batuk. Tapi setelah minum obat di pasaran, paling lama seminggu udah sembuh. Tapi ini udah berbilang bulan kok belum sembuh”jawab si kakek panjang lebar diselingi batuk yang cukup berat (Napas bengek nya juga kedengaran...hahaha)
“Bapak merasakan sesak ketika bernapas?” tanya dokter sambil mencatat keluhan si kakek
“lumayan dok” jawab si kakek singkat
“hmmm...maaf, bapak merokok?”tanya dokter
“ iya, saya merokok”jawab si kakek
“Sudah berapa lama bapak merokok?. Berapa bungkus sehari?” tanya dokter
“lumayan lama dok. Sejak saya berusia 20 tahun saya merokok. Soal berapa bungkus, tergantung, kadang 2 atau 3 bungkus sehari. Tapi kalo 1 bungkus/hari itu sudah pasti”’ jawab si kakek panjang lebar.
“hmmm...lumayan lama juga bapak merokok, 45 tahun bapak merokok. Coba bayangkan, kalau seandainya duit beli rokok tadi bapak tabung, mungkin sekarang bapak SUDAH PUNYA HOTEL. Ini gak, duit habis, hanya penyakit yang di dapat” nasehat dokter panjang lebar.
Muka si kakek merah padam. Deru nafas nya terdengar gak beraturan. Bengek nya semakin kentara.
“Begini dok,saya juga mau tanya ke dokter. Dokter merokok tidak?” tanya si kakek dengan mimik muka serius.
“sudah pasti tidak dong. Karena saya tau merokok itu tidak baik untuk kesehatan.”jawab si dokter
“baik. dokter sudah berapa umurnya?” kembali si kakek bertanya.
“alhamdulilah, sudah 62 tahun.” jawab si dokter
“saya mau tanya lagi, boleh?” tanya si kakek meminta persetujuan si dokter
“owh, boleh. Silahkan saja”jawab si dokter dengan senang hati.
“baik, dengan usia dokter yang sudah 62 tahun, dan TIDAK MEROKOK, APA DOKTER SUDAH PUNYA HOTEL?”
.....!@%&!$#$&@X%&@#%" dokter membetulkan cara duduknya sambil ngegaruk kepalanya yang tidak gatal.
Skakk maattt....!!!!
Hahahahahahaha......
Jangan lupa terlebih dahulu harus mandi
Terimakasih kepada bang @rastaufik
Yang sudah menggelar kontes komedy
@baimatjeh81.
Hello! I find your post valuable for the art community! Thanks for the great post! ARTzone is now following you! ALWAYs follow @artzone and the artzone tag, and support our artists!