ANAK DURHAKA

in #cerpen7 years ago

karya: Nizam Al-Kahfi PKB
‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍
Ibu tua miskin menitiskan air mata apabila anak tunggalnya yang baru pulang dari Amerika, tidak mahu mengakuinya ibu, membawa pacaran cantik berkulit putih yang wajahnya iras penyanyi dan pelakon Taylor Swift.
‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ Ibu itu membawkannya cilok.
‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ "Nak," kata ibu itu, "ini cemilan kesukaanmu - cilok."
‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ Anak lelaki itu menepis pemberian ibunya sehingga cilok itu terbanting jauh, terus direbut dan dimakan anjing-anjing, kucing dan tikus.
‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ "Syaya thidak tahu hini makhanan hapa, horang tuha," katanya. "Syaya hanya tau makan pizza, burger, hotdogs and chips. Perghi sana hoerang tua tidak tahoe diri."
‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ "Who is this disgusting old woman? " kata pacarnya. "Is she your mom? "
‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ "I DON'T KNOW HER! SHE IS NOT MY MOTHER! "
‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ Cuaca tiba-tiba redup dan gelap, diikuti dengan angin kencang. Ibu tua menadah tangan ke langit, rambutnya terburai menutupi sebahagian mukanya yang berkedut, angin bertiup dari tepi.
‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ "Tuhan," katanya, "jika ini benar anakku yang sudah lupa pada ibunya, lupa pada cilok - aku sumpah dia, ya Tuhan, jadi cilok!"
‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ Seorang bocah menghampiri ibu tua ini, menarik-narik lengan bajunya.
‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ "Bu," katanya, "daripada disumpah jadi cilok mending disumpah jadi emas. Bisa kaya kita, Bu."
‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ Ibu tua memandang bocah itu, anak siapa ini, pinter banget, kemudian kembali berdoa.
‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ "Koreksi, ya Tuhan. Nggak jadi." katanya. "AKU SUMPAH DIA SAMA PACARNYA JADI EMAS!"
‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ Hujan mengguyur, kilat memancar berserta guntur, beberapa pokok kayu rebah ditiup angin kemudian cuaca kembali normal. Anak durhaka dan pacarnya jadi patung emas, mengkilau dipancar matahari, dikerumuni orang yang terus berdatangan dari setiap arah. Massa menjadi rusuh karena ada yang mau mengambil patung emas itu, ada yang coba mematah jari-jari emasnya untuk dijual. Terjadi percekcokan, saling pukul memukul; limapuluh orang luka berat, seratus orang luka ringan, dua puluh orang patah kaki, lima belas orang patah jari, sepuluh orang mati tertindih, lima orang buta mata, selebihnya hilang akal dan gila.
‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ Pasokan Polisi Militer datang dengan jip dan kereta kebal menembakkan gas pemedih mata sambil melaung-melaung dengan pengeras suara:
‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ ‍‍ ‍‍‍‍‍‍ "BUBAR! BUBAR! PATUNG EMAS ITU MILIK PEMERINTAH!"

© cerita-secangkir-kopi-nak03022017