Irwandi dan Video Mesum Cut Tari

in #cambuk7 years ago (edited)


Pramoedya pernah berucap melalui mulut Nyi Ontosoroh dalam Bumi Manusia, "... kita harus adil sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan."

Mengawali tulisan ini, saya pun dengan memodifikasi kata-kata Pram mencoba jujur sejak awal. Sebab, jujur sejak awal akan menghindarkan saya dari tudingan tidak jujur. Juga, agar tulisan ini tampak natural dan tidak terkesan dibuat-buat.

alt
Cut Tari

Saya akui dengan jujur sejujurnya, bahwa saya sudah menonton video dewasa Ariel dan Cut Tari hingga tuntas hingga memelototi ke bagian paling detil, bahkan sempat memperbesar volume terutama pada adegan ketika Ariel berbisik ke telinga Cut Tari, "nembak dalam apa luar," dan sialnya saya tidak dapat mendengar jawaban Cut Tari dengan jelas. Presenter infotainment itu lebih memilih menjawabnya lewat simbol: tertawa genit!

Dalam hal ini, saya tentu saja tidak sendirian, karena banyak teman saya juga mengaku pernah menonton video berdurasi 8.46 menit itu, bahkan mengulanginya hingga beberapa kali: saya curiga mereka sama penasarannya dengan saya, yaitu ingin mendengar lebih jelas jawaban Cut Tari soal permintaan nembak dalam dari Ariel.

alt
Cut Tari

Meski judul tulisan ini membawa nama gubernur, saya tidak akan menyimpulkan bahwa gubernur kita itu pernah menonton video Cut Tari dan Ariel ini. Ada banyak alasan kenapa video itu tak layak tonton: permainan mereka menoton sekali, gayanya tidak variatif dan cenderung membosankan.

Selain itu, kualitas video ini pun rendah, hanya nyaman ditonton menggunakan handphone. Kenapa? Ketika Ariel merekam adegan mereka, posisi handycam-nya terbalik sehingga hasil rekamannya juga terbalik. Menonton di komputer (desktop/PC) mengharuskan kita memutar kepala 90 derajat, dan hal ini akan lucu jika dilakukan di kantor, bukan?

Karenanya, saya berani bertaruh bahwa gubernur kita sama sekali tidak menonton video itu. Ini semata-mata saya lakukan agar tidak dituduh memfitnah. Namun, sebagai gubernur yang akrab dengan dunia IT dan internet, beliau mungkin saja pernah membaca berita soal video tersebut secara selintas. Apalagi, saat video itu heboh pada 2010, beliau sedang menjabat sebagai gubernur.

Kasus video Cut Tari dan Ariel (juga Luna Maya) itu sudah 8 tahun berlalu, namun jejak digitalnya tidak pernah terhapus dan hilang. Adegan utuh atau cuplikan dari video itu masih banyak berseliweran di dunia maya, cukup mudah ditemukan hanya dengan mengetik beberapa kata kunci saja. Artinya, selama internet masih ada, kapan dan di mana saja kita masih bisa menonton video mereka. Anak-anak mereka pun bisa melihat bagian sensitif dari tubuh orang tuanya. Oh Tuhan, dosa apa yang dilakukan oleh sang anak sehingga harus menanggung malu siumu masa!

Jadi, terkait Pergub Nomor 5 Tahun 2018 tentang pemindahan lokasi hukuman untuk pelaku pelanggar syariat ke lingkungan penjara, hanya masalah sederhana saja: pemindahan tempat dan pelaku masih tetap dihukum! Itu yang lebih penting. Sementara soal efektif tidaknya memberi efek jera kepada si terhukum itu terpulang pada pribadi masing-masing.

Lalu, kenapa soal Pergub itu begitu heboh? "Ada orang yang butuh panggung, apalagi kita sudah memasuki tahun politik," kata teman saya.

Dalam hal Pergub ini, meski gubernur tidak menonton video Cut Tari, tapi sedikit banyak Gubernur sudah belajar dari efek video mesum Cut Tari-Ariel Noah itu, terutama soal beban yang ditanggung keturunan mereka. Hal ini, misalnya, saya baca dari komentar beliau yang dimuat pada laman beritagar.id, Senin (16/4/2018).

"Modifikasi ini juga agar hukuman tidak menimbulkan ria, euforia dan malu berlebihan bagi yang terhukum dan keluarganya. Apa lagi ditonton banyak anak kecil. Sehingga jalan satu-satunya adalah memindahkan pelaksanaannya ke dalam lapangan penjara," kata gubernur yang disapa Tgk Agam itu.

alt
Irwandi Yusuf dan Darwati A Gani

Ada dua kata kunci yang saya tangkap dari komentar gubernur: hukum (apalagi hukum syariat) tak boleh dilakukan secara ria, dan hukuman tidak mempermalukan terhukum dan keluarga (keturunannya) secara berlebihan. Hal ini saya rasa sejalan dengan apa yang ditulis dalam qanun, tentang batasan pemberian hukuman.

Gubernur dan siapa pun pastilah tidak ingin gara-gara hukuman cambuk yang dilakukan dengan riya itu membuat malu keluarga dan keturunan mereka. Bayangkan, ketika hukuman itu dibikin dalam bentuk video pastilah akan bernasib sama seperti video Cut Tari: awet di dunia maya. Dengan begitu kita sebenarnya telah melipatgandakan hukum untuk si terhukum dan juga keluarganya.

Selain itu, saya yakin sekali, gubernur kita tidak enak telinga mendengar lakab Aceh sebagai daerah wisata cambuk, bahkan label itu kadang-kadang disertai dengan ulok-ulok: destinasi cambuk! Seolah-olah tidak ada hal lain dari Aceh yang layak diapresiasi dan didengar pihak luar selain soal hukuman cambuk. Padahal, anak muda Aceh begitu gencarnya me-rebranding Aceh di dunia maya melalui hashtag #PositifkanAceh.

Mereka akan gagal karenanya.

Oh ya, sebelum lupa. Tulisan ini seyogyanya berjudul "Belajar dari Video Cut Tari" namun demi efek kejut dan supaya marketable, saya ganti seperti judul di atas. Dan satu lagi, tulisan ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk membela kebijakan suami dari Darwati A. Gani ini, belum lagi (memang) saya tak melihat bahwa kebijakannya itu salah. []

Sumber gambar: 1, 2, 3, 4


Posted from my blog with SteemPress : http://acehpungo.com/irwandi-dan-video-mesum-cut-tari/

Sort:  

Saya suka tagging pertama anda.

Terima kasih sudah mampir di blog saya ini

Saya sangat setuju @acehpungo, apabila kita membongkar aib orang ingat Allah akan membuka aib kita lebih dari kita membongkar aib orang. Apakah kita yang paling benar? Apakah kita tidak pernah berbuat dosa? Coba tunjuk tangan orang yang tidak pernah berbuat dosa? Bagaimana perasaan kita kalau rahasia kita dibeberkan pada setiap orang? Saya juga bukannya membela gubernur karena saya tidak pernah bertemu langsung dengan beliau.

Ya, benar sekali seperti disampaikan di atas. Tidak selamanya orang akan berada di kiri jalan, pasti suatu saat mereka akan sadar dan bertaubat. Allah saja memaafkan masa lalu seorang hamba, lalu bagaimana dg kita? Jgn sampai mereka terus tertawan oleh masa lalu. Saya jg tak pernah bertemu gubernur

Nyoe tulisan wajeb taresteem, supaya troh u hape bang Wandi. Meunurot long, Gubernur tanyoe nyan ka seureng geunonton video yang melibatkan produk lokal nyan. Cuma ya lagee nyan, bak buet nyan hoka gata bek karu-karu...ipo ma ih eunteuk..hhhhe

Kiban @kitablempap pue ka lheuh nonton ulang lom video nyan?

Ka, tapi lagi-lagi harus sedih yang kesekian, melihat tatapan CT yang seperti tatapan orang Aceh masa konflik. Belum lagi sedih dan bingung melihat pembelaan suaminya setelah tahu CT ditikam begituan di luar rumah. Ini adalah drama yang paling pap saya pikir..hhhhhe

Satu hal yang saya pelajari disini, judul tulisan harus markettable, trimakasih bang sudah berbagi..

Iya, benar sekali. Judul tulisan ini memang masuk kategori clickbait haha

Hahahaaa,, jelass

Payah baca 3x aduen...sige tabaca meuputa ulee teuh..tulisan yang sedemikian mantapnya membuat ulee meuputa..jadi payah baca ulang

Bak hi sang pernah puta hp cit awai wate nonton video nyan haha

Dum ureung mesum cukop galak teuh bak tajak drop, apalagi nyan video meusoe tepeu tan bisa ta nonton..ci tunyok jaroe siat soe yang hana pernah nonton kecuali ureung "ngeut" hahahaha....

Kiban geu peugah bang ? Lon yang tingat cut tari sagai.. hahaah

Kalheuh ka nonton lom @ojaatjeh?

Lage lon Turi roneuh @rijal-sahabat. Lon Han jet lon baca content nyo. manteng dibawah umur... Ha

So dibawah umur? Hahhhh

Memanglah...

Bek hana sagai

Ah ambil kesempatan juga ya dari fanomena pergub hingga menjadi tulisan menarik di baca, hehe

Harus jeli lihat pasar dan topik yang lagi trend haha

Sangat masuk akal apa yang coba bang @acehpungo utarakan. Jangan nanti jadi seperti pepatah arab "anta tabni, wa ghairuka tahdumuhu"

Gata tapeudong, yang laen dipeuhanco

Naam...syukran katsiran

emang iya udah 18 tahun?

8 tahun ya. Terima kasih.

g tau juga sih bang hahahaha

Cukop meuaso tulesannyo
Meunyo hana ie dikeu jiteumeung ue teuh😀😀😀

Geuthat that na teuh bg Yoes

Mantap. Jean Marais yang sering mengulang kata2 itu, kpd Minke😁

Oh, maaf aku keliru. Selalu teringat pada kalimat "kita telah melawan....sehormat-hormatnya" Nyi Ontosoroh. Thanks sudah dikoreksi.

Krak...

Sengkiyu...

pemikiran saya sama dengan anda @acehpungo
Toh yang berbuat sudah dihukum, nanti suatu saat dia menjadi seorang ustad, guru, dokter bahkan rakyat biasa yang baik apa harus dikaitkan lagi debgan dosanya di masa lalu.. Menyebarkan konten foto atau video saat hukuman cambuk orang tersubut sama dengan menghukum orang tersebut seumur hidup
Karena Allah itu maha pengampun dosa hambanya yang bertaubat

Benar sekali, setuju dengan apa yang anda sampaikan. Terima kasih sudah memberi pencerahan

Get that caroeng bak neupileh foto Cut Tari lam konten njoe. Suah meurnoe ileumee lagee njoe bak droeneuh al mukarram @acehpungo..Hahaha

Ha-ha-ha, nyan hana trik khusus. Spontan mantong toh yang meukeunong bak mata haha

Simple satire

Analisa yang sangat factual, dalam dan "menyentil"

Ah, cuma bermain di judul saja, pake trik clickbait haha

Cukop mameh!

Sengkiyu panglima kanot bu...

Entahlah..
Hanya soal perspektif efek saja,..

Hmmmmm... entahlah

hai bang, neubagi link ilee keunoe. Ku neuk nonton cit. kangen teuh...
hehe

Ku japri mantong beh bak group hahaha

Nyan ban! Hahhaaha
IMG-20180420-WA0004.jpg

Ending tulesan nya mengejutkan (teukepak)