Nona.. rindu yang engkau tawarkan tidaklah sehangat aroma kopi malam ini, yg di sesap perlahan, adalah sebentuk tuak kesepian yang kadarluasa difermentasi.
Ia( kopi ) bukan lagi sebentuk candu, tapi pelarian yang salah rasa. Maka wajar, kau gigir sendiri dua katup bibirmu,sebagai pertanda; mungkin kita bisa menopengi kesepian,tapi tidak dengan kekosongan jiwa. Sehat- sehatlah kamu disana,maka sepimu,kami lahap sisa-sisanya.
.
.
Sesungguhnya, antara kotamu dan kutaradja adalah sejalan kerinduan yang banyak polisi tidurnya.
postingan yang menarik @safwannur
Terimakasih@ikhsanpratama