Baju Dinas Daster? Cuma Perempuan Pebisnis Yang Tahu Rasanya!

in #blog7 years ago (edited)

63.jpg

Dulu kalau orang mendengar profesi pebisnis, yang terlintas di pikirannya adalah mereka yang penampilannya modern. Laki-laki dengan kemeja, dasi, jas, celana bahan, sepatu mengkilap, dan wangi tubuh semerbak. Atau perempuan dengan blazer yang dipadukan celana atau rok bahan, sepatu heels, rambut digulung atau digerai dengan rapi, serta wangi yang aduhai. Kalau pikiran kamu sama, maka gambaran seperti itulah seorang pebisnis.

Nggak ada yang salah dengan penampilan pebisnis yang luar biasa rapi. Karena pebisnis yang setiap hari face to face dengan klien dan rekan kerja di kantor, memang seperti itu. Tapi sejak dunia digital semakin berkembang, profesi pebisnis nggak lagi hanya disandang oleh mereka yang berpenampilan seperti yang tergambar di atas lho, kamu. Banyak dari kaum hawa, terutama ibu-ibu yang kesehariannya menjadi ibu rumah tangga bisa menjadi bagian profesi itu.

Baju daster adalah baju dinas

Silakan kalau ingin menertawakan kenyataan bahwa baju daster bisa menjadi baju dinas. No, ini bukan menyoal tentang baju dinas sebagai ibu rumah tangga yang bangunnya pagi, mengurus dapur dan kebutuhan anak sekolah serta suami pergi ke kantor. Meski memang rutinitas itu menjadi bagian dari ibu berdaster. Lebih dari itu, baju yang sederhana seperti daster nyatanya adalah baju kebangsaan ibu-ibu pebisnis yang bergerak di bidang online.

Punya kesempatan meeting yang sama

23658647_10213094727274324_114860148198866479_n.jpg

Silakan mau percaya atau nggak, tapi memang kenyataannya kalau ibu berdaster bisa meeting dengan materi yang sama seperti para pebisnis berpenampilan parlente, kok. Nggak peduli dengan jenis baju yang dikenakan hanya sebuah daster, nyatanya membuat ibu-ibu ini menjadi sangat professional. Apalagi ketika dirinya diminta untuk mengisi materi tentang leadership dan goal setting. Bayangkan, bagaimana yang cuma berpenampilan baju daster bisa punya kemampuan sama dengan jas dan blazer.

Mengetahui seluk beluk produk dan jasa

Silakan berpikir kembali, bagaimana bisa seorang ibu berdaster yang kesehariannya sudah sibuk dengan urusan anak, suami, serta pekerjaan rumah mampu mengetahui tentang produk atau jasa yang dijadikan bisnis, persis sama dengan pebisnis yang berada di kantoran. Ternyata semua itu simple menjawabnya. Karena perempuan diberikan kemampuan multitasking, sehingga dia bisa mengatur apapun yang ada di rumah tanpa melupakan terkoneksi dengan dunia internet, mempelajari semua itu.

Partner bisnis dan klien, lebih luas

Silakan angkat jempol untuk ibu berdaster ini, yang nyatanya mampu membuat jaringan bisnisnya lebih luas sekaligus cepat meski hanya dengan berbaju dinas daster. Semua karena ibu-ibu ini memanfaatkan dunia internet yang bisa diakses dari manapun. Mereka hanya tinggal melakukan pendekatan dan diskusi dengan komunikasi yang asyik, hingga akhirnya mereka memiliki partner bisnis dan klien banyak yang datang dari seluruh penjuru Indonesia, bahkan dunia.

Masih meremehkan baju dinas daster? Please, kamu jangan lakukan itu!

Sumber tulisan: Tulisan saya sendiri di:
https://www.sumber.com/gaya-hidup/berita-terkini-gaya-hidup/sumber/baju-dinas-daster-cuma-perempuan-pebisnis-yang-tahu-rasanya.html

Sort:  

Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://sumber.com/gaya-hidup/berita-terkini-gaya-hidup/sumber/baju-dinas-daster-cuma-perempuan-pebisnis-yang-tahu-rasanya.html

Yes, that script belong to me. I'am the narator in there and here. Love ^_^

Hahaha. Awas. Ada robot. Dia datang kalau merasa ada tulisan yang sama di sini. Jadi. Kehadiran dia sebagai pengingat buat kita untuk publish tulisan yang benar-benar belum dipublish di mana pun selain di steemit.

Welcome to the jugle! 😗😗😗😗😗😗

Nggak boleh share ulang tulisan kita, Pil? Itu share pertama, tulisanku di media sebelah.

Sangat setuju sekali. Betul perempuan lebih multitasking. Selain itu perempuan juga lebih detail dan daya ingatnya juga kuat.
Bisnis online kalau jaman 90an atau awal 2000an bisa dimasukkan sebagai bisnis sektor informal. Sama seperti jualan perlatan rumah tangga melalui media arisan atau pertemuan keluarga.
Bisnis online skalanya bisa lebih besar. Dan seorang ibu bisa melakukan penerimaan order sampai pengiriman tapi kewajiban rumah tangga beres. Hebat lah pokoknya.

Mantablah pokoknya ya, Mas. Tengkyu sudah mampir, yaaaa.