Mantap benar tulisannya bang @ayijufridar. Sepertinya kehadiran teknologi blockchain dengan cryptocurrency-nya telah mengusik banyak kalangan, terutama pemerintah.
Hal yang sama juga terjadi sebelumnya di kalangan pengada layanan transportasi umum di kota-kota besar beberapa saat lalu. Ya... kontroversi antara mereka --yang masih mempertahankan--- trasportasi konvensional dengan mereka yang bergerak-berinovasi dengan fasilitas online semisal grab, gojek, hojak (kalau di Aceh).
"Pertarungan" ini menurut saya tentu saja tidak sebanding. Yang satu jasa transportasi masih mencari pelanggang, sementara yang lain sebaliknya.
Akhirnya dalam perjalanan waktu dan bertambah serta bertumbuhnya pemahaman dan pengetahuan terkait teknologi blockchain dan cryptocurrency ini, saya yakin akan mengubah sikap para pengambil kebijakan itu sendiri.
Karena dunia terus berkembang dan berinovasi, maka langkah bijaknya adalah kita terus berintegrasi dengan beragam inovasi yang muncul di kemudian hari.
Salam perubahan sahabat steemian...
Teknologi tidak bisa ditolak, tetapi memang harus ada regulasi untuk mengaturnya agar kepentingan nasional (bukan kepentingan pemerintah), bisa dijaga. Misalnya, dalam kasus peniruan yang dilakukan industri China, itu sangat merugikan seniman di Indonesia. Prinsipnya, teknologi jangan sampai menggerus nilai kemanusiaan.
Salam sukses @farizalma.