Mendengar nama Kota Batam, maka orang orang akan berpikir bahwa ia adalah Kota Surga Belanja mulai dari barang bermerek dari baru hingga seken, elektronik murah, mulai handphone, laptop dan lainnya. Sehingga ada banyak masyarakat dari daerah lain ingin merasakan nikmatnya berbelanja di Batam. Sebagai Kota yang dekat dengan Singapore, Batam menjadi lokasi yang sangat strategis dari sisi geografisnya, namun kenyataan yang terjadi, Batam tidaklah semenarik dahulu, saat industri bertumbuh dan berkembang biak bak jamur di musim hujan, kini hiruk pikuk industri di Batam melesu, tak tanggung-tanggung, industri besar di Batam pada gulung tikar, tingkat pengangguran meningkat, pertumbuhan ekonomi terburuk secara skala nasional.
Setidaknya itulah kondisi faktual Batam, geliat perindustrian di Batam tidaklah semenarik dahulu, maka pemerintah mulai meninggalkan harapan dalam bidang perindustrian dan melirik perkembangan pariwisata sebagai alternatif agar Batam bertahan dan bertumbuh kembang, pogram pogram pemerintah selama ini memang terlihat dari skala prioritas, yaitu dari industri ke pariwisata.
Kemudian persoalan barang barang murah, memang benar jika dibanding daerah lain seperti handphone, laptop dan elektronik lainnya lebih murah di Batam, tapi murahnya tersebut tidaklah seberapa, murahnya di Batam karena daerah ini sebagai wilayah FTZ (Free Trade Zone), yang ada pengurangan beban pajak, namun jika dikalkulasikan dengan daerah lain, maka dapat disimpulkan murahnya barang di Batam tidaklah seberapa di bandingkan dengan daerah lain, belum lagi aturan yang terlalu banyak di Batam ini sekarang terkait perdagangan menjadi Batam sebagai surga belanja tidaklah lagi sebagai pilihan yang menarik.
Kemudian bahan kebutuhan pokok, nah ini adalah yang seharusnya menjadi perhatian serius pemerintah Kota Batam, disini bahan kebutuhan pokok harganya tergolong tinggi dibanding kota lainnya di Indonesia, makanan makanan di Batam tergolonh tinggi harganya, mulai dari snack, nasi, buah buahan, dan lainnya, bahkan jika penjual pinggiran seperti sesuka hati mematok harganya, misalnya untuk sebuah air minuman botol, anda bisa saja menemukan harga harga yang cukup berbeda, tergantung dimana anda membelinya, jika di supermarket bisa jadi harganya sama dengan supemarket lainnya.
Jadi, jika Batam disebut sebagai surga belanja, saya rasa tidaklah tepat lagi, bahkan orang Batam sendiri jika keluar daerah seperti Bandung, Yogyakarta atau Jakarta pasti memilih untuk menghabiskan waktu belanja, aneh bukan ?, Padahal Batam adalah Kota wilayah FTZ yang seharusnya barang barang miring dibanding daerah lainnya. Batam lebih cocok disebut sebagai kota singgah, ya kota singgah, karena orang orang yang umumnya ingin ke Singapore, pasti menyempatkan diri untuk singgah di Batam, dan menurut saya, kota surga belanja yang sesungguhnya adalah Bandung, karena disanalah lahirnya produk produk kreatif yang diproduksi oleh anak bangsa dengan harga miring dan jika dikatakan bahwa Batam sebagai surga belanja barang ber merek, itu juga tidak tepat, karena jika anda ingin belanja barang bermerek lebih bagus ke singapore, atau ke Jakarta.