Bahagiaku sederhana. Jika orang-orang mengartikan bahagia itu dinilai dari harta, tahta, dan lainnya. Bagiku bahagia adalah apa yang kita inginkan tercapai.
Pertama aku mengucapkan banyak terima kasih kepada kakak @anggreklestari yang telah menyelanggarkan kontes #bahagiaitusederhana karena dengan adanya kontes ini, aku bisa menuliskan bahagiaku dan rasa terima kasih kepada PKBM PPI Taiwan. Juga kepada tutorku yang juga Steemian Pak @ahmadnayan
Ini bahagiaku yang pertama, bukan berarti aku tidak bahagia selama ini tetapi bahagia kali ini diiri dengan banyak perjuangan. Aku memimpikan ini hampir 8 tahun, berandai-andai bagaimana rasanya duduk di bangku mendengarkan guru menerangkan pelajaran? Bagaimana rasanya bermain dengan teman sebaya, mengerjakan tugas kelompok dan lainnya? Mungkin itu momen yang sangat mustahil untuk dibayangkan.
Ternyata Alloh berkehendak lain. Di Taiwan, aku telah menyelesaikan bayangan itu. Melalui PKBM PPI Taiwan aku menyelesaikan pelajaran SMA selama dua tahun. Tidak mudah melalui semua itu, disisi lain di sini aku hanyalah seorang pekerja asing yang harus bisa membagi waktu Antara bekerja dan belajar.
Di bawah tekanan pekerjaan dan bos, aku tak mundur sedikit pun. Pernah suatu hari aku dimarah karena mengerjakan tugas larut malam. Ia mengatakan ‘kamu di sini itu bekerja (pembantu), untuk apa belajar. Mau jadi apa?’ Aku sangat sedih mendengar perkataan itu. Apa kalian pikir seorang pembantu tidak boleh belajar? ‘Apa seorang seperti aku tidak boleh belajar? Aku juga punya harapan ketika pulang nanti, tidak ingin selamanya menetap di sini. Siapa tahu ilmu yang aku dapat saat ini bisa membantuku.’
Dari kejadian itu malah membuat aku tambah semangat. Ini keinginanku, ketika sudah memutuskan berarti aku harus siap menanggung resikonya. Dari dulu, aku ingin sekali sekolah setinggi-tingginya, karena keadaan ekonomi keluarga orangtua tidak mampu membiayai dan hanya mampu menyekolahkan sampai SMP. Setelah lulus SMP aku pergi merantau hingga waktu memberi kesempatan untuk mewujudkan keinginanku.
Bahagia itu bukan ditunggu melainkan harus diciptakan.
Kini aku bisa tertawa lepas selepas pelepasan siswa/i angkatan 2 PKBM PPI Taiwan dan pembagian ijazah. Kebersamaan selama ini telah menjadikan kami saudara, walau kadang sering berargumentasi kerena pendapat berbeda-beda tetapi tak menyurutkan kasih sayang yang telah tercipta.
Kereeennn.....
terima kasih kak :)
Siswa teladan berbakat karena beberapakali membuat tulisan tentang PKBM PPI Taiwan di berbagai media.
terima kasih atas bimbingannya pak, :)
Semangart!
sedih, belum bisa meneruskan semangat seperti cece @ettydiallova