Sebagaimana tipikal novel-novel Kang Abik yang notabenenya novel dakwah, adaptasi film ini pun tak jauh dari tujuan tersebut. Seperti ketika scene Fahri (Fedi Nuril) mengingatkan Imam yang lupa ayat, dua kali Fahri ingatkan, namun sang Imam belum juga ingat, sehingga beliau mengganti surah yang lain. Ini adalah salah satu bentuk pelajaran Fiqh kepada masyarakat awam, bagi mungkin yang belum tahu tata cara mengingatkan Imam shalat. Setelah itu pula, ketika anggapan Misbah (Arie Untung) bahwa Fahri akan dimarahi oleh sang Imam, namun diluar dugaan ketika datang kepada mereka, rupanya beliau malah bersyukur dan senang diingatkan dalam shalat. Ditengah komunitas Eropa, ada yang mampu mengingatkan hafalan ayat Imam, luar biasa!
Secara keseluruhan, sebagai film yang bertujuan dakwah, maksud empunya telah tercapai. Banyak sekali kebaikan yang digambarkan dalam film ini. Namun jika berbicara kepuasan audiens, ini perlu didiskusikan lagi. Menurut saya pribadi, dari awal scene-nya agak monoton untuk sebuah film. Terkesan hanya seperti puzzle-puzzle yang dirangkai lalu digabungkan untuk menceritakan Fahri berbuat baik untuk si Anu, kemudian untuk Fulan, Fulanah dan selanjutnya.
Konfliknya baru mulai agak naik, ketika Fahri membantu Keira (Chelsea Islan) gadis miskin pemain biola, yang hendak melelang dirinya online. Mungkin diluar bayangan kita semua (atau saya saja mungkin), cara Fahri membantunya adalah dengan menawar tertinggi pelelangan online tersebut secara rahasia, lalu menyuruh orang pura-pura akan memperkosa Keira secara berjamaah, sehingga ia kapok dan tidak lagi menjual diri. Alahmakjangg!
Puncak klimaksnya adalah ketika Hulya (Tatjana Saphira) istri baru Fahri yang sedang hamil, ditusuk didepan mata Aisha (Dewi Sandra) di sebuah pom bensin. Disini pula letak “kurang nyaman” menurut saya, karena yang menusuk itu adalah Bahadur (Orang Mesir) yang pernah memerkosa Maria di AAC1. Agak susah dilogika saya, Bahadur seorang desertir yang keluar penjara dari Mesir, tiba-tiba bisa berada di UK. Seolah ingin mentahbiskan bahwa Bahadur adalah musuh abadi Ayat-Ayat Cinta.
Pada akhirnya Hulya meninggal, namun anak yang dalam kandungannya berhasil diselamatkan oleh dokter. Sebelum meninggal ia sempat berwasiat agar mukanya ditransplantasi ke muka Aisha yang rusak. Sehingga pada akhirnya, Fahri mendapatkan kembali Aisha-nya, tapi dengan wajah Tatjana Saphira, dan mempunyai anak dari Hulya, hal yang tidak bisa ia dapatkan dari Aisha. The end. Disini pula agak mengusik logika banyak orang, terlepas dari bisa tidaknya transplantasi wajah ke orang lain, tapi memindahkan wajah Hulya ke wajah Aisha, agak terlalu dipaksakan. Menurut saya lho, entah dengan anda.
Overall, banyak sekali pelajaran kebaikan yang diajarkan dalam film ini. Saya tidak terlalu menaruh perhatian tentang kritikan setting tempat. Seperti Fahri yang merupakan dosen di Edinburgh University tapi mengambil tempat syuting di Glasgow University. Ini mungkin hanya untuk menambah kesan klasik. Sebab jika memang harus dipermasalahkan, AAC1 lebih harus dipermasalahkan dari dulu, sebab katanya di mesir tapi malah syuting di India. Tapi lagi-lagi sebagai penonton yang cerdas, akan lebih baik jika kita berdiskusi tentang alur dan ceritanya.
Mengenai Fahri yang dikritik karena digambarkan bagai sosok malaikat yang penuh kebaikan dan tanpa cacat. Menurut saya, ketika melihat suatu tokoh, janganlah kita membandingkannya dengan takaran diri kita. Mungkin disekeliling kita, tidak pernah ada sosok seperti itu, tapi diluar sana tidak mustahil ada orang-orang yang dibesarkan lingkungkannya menjadi sosok berhati malaikat. Hidup tidak ada yang bisa menebak.
Terakhir, dari film ini akhirnya saya tahu, rupanya godaan terbesar bagi pemuda Indonesia bukan hanya Harta, Tahta dan Pevita. Tapi rupanya juga Harta, Tahta dan Tatjana. Wkwkwkkwkw salam Tatjana, eh.. Hulya.
Belum ada filmnya di sini :(. Kapan lah bisa didownload biar bisa ngereview juga.
Di bioskop Malaysia juga baru satu minggu tayang. Kalau nunggu download-annya mungkin bisa 1-3 bulan. Semangat..
Haha, Aceh selalu aja telat. Pada spoiler duluan. Apalagi review film ini ada di mana-mana. Yang katanya Fahri lagi-lagi aduhaii x di film ini :D