MAMFAAT MELAKUKAN EVALUASI BAGI SISWA DAN GURU

in #artikel7 years ago

I. LATAR BELAKANG
Secara umum evaluasi merupakan suatu tindakan atau proses yang memiliki sedikitnya tiga fungsi pokok, yaitu mengukur kemajuan, mennunjang penyusunan rencana, dan memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.[1] evaluasi merupakan kegiatan atau proses untuk mengukur serta menilai, sampai di mana tujuan yang telah dirumuskan sudah dilaksanakan. Apabila tujuan yang telah dirumuskan itu direncanakan untuk dicapai secara bertahap, maka dengan evaluasi yang berkesinambungan akan dapat dipantau, tahapan manakah yang sudah dapat diselesaikan, dan mana pula tahapan yang mengalami kendala dalam pelaksanaannya.
Setidaknya ada dua kemungkinan hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi; yaitu;[2]

  1.  Hasil evaluasi menggembirakan, sehingga dapat memberikan rasa lega bagi evaluator, sebab tujuan yang telah ditentukan telah dapat dicapai sesuai dengan yang direncanakan.
    
  2.  Hasil evaluasi tidak menggembirakan atau bahkan mengkhawatirkan, dengan alasan bahwa berdasar hasil evaluasi ternyata dijumpai adanya penyimpangan-penyimpangan, hambatan atau kendala, yang mengharuskan evaluator untuk bersikap waspada. Sehingga membuat ia harus mengkaji kembali rencana yang telah disusun, atau mengubah dan memperbaiki cara pelaksanaannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa evaluasi itu memiliki fungsi menunjang penyusunan rencana. Evaluasi yang dilakukan secara berkesinambungan, akan membuka peluang bagi evaluator untuk membuat perkiraan (estimations), apakah tujuan yang telah dirumuskan akan dapat dicapai pada waktu yang telah ditentukan, ataukah tidak. Apabila berdasar hasil evaluasi itu diperkirakan bahwa tujuan tidak akan dapat dicapai sesuai dengan rencana, maka evaluator akan berusaha untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebabnya, serta mencari dan menemukan jalan keluar atau cara-cara pemecahannya. Jadi kegiatan evaluasi pada dasarnya juga dimaksudkan untuk melakukan perbaikan atau penyempurnaan. Perbaikan usaha tanpa didahului oleh kegiatan evaluasi adalah tidak mungkin sebab untuk mengadakan perbaikan terlebih dahulu harus diketahui apa yang harus diperbaiki, dan mengapa hal itu perlu diperbaiki.
         Secara psikologis, kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan di sekolah dapat disoroti dari dua sisi, yaitu dari sisi peserta didik dan dari sisi pendidik.
    

Bagi siswa, evaluasi pendidikan secara psikologis akan memberikan pedoman atau pegangan bathin kepada mereka untuk mengenal kapasitas dan status dirinya masing-masing di tengah-tengah kelompok atau kelasnya. Dengan dilakukannya evaluasi terhadap hasil belajar siswa misalnya, maka para siswa akan mengetahui apakah dirinya termasuk siswa yang berkemampuan tinggi, berkemampuan rata-rata, ataukah berkemampuan rendah. Bagi siswa, evaluasi pendidikan (khususnya evaluasi hasil belajar) akan dapat memberikan dorongan (motivasi) kepada mereka untuk dapat memperbaiki, meningkatkan dan mempertahankan prestasinya.
Sedangkan bagi guru, evaluasi pendidikan akan memberikan kepastian atau ketetapan hati kepada diri pendidik tersebut, sudah sejauh manakah kiranya usaha yang telah dilakukannya selama ini telah membawa hasil, sehingga ia secara psikologis memiliki pedoman atau pegangan bathin yang pasti guna menentukan langkah-langkah apa saja yang dipandang perlu dilakukan selanjutnya. Bagi guru, evaluasi pendidikan memiliki lima fungsi, yaitu:

  1.  Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh siswa.
    
  2.  Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi masing-masing peserta didik di tengah-tengah kelompoknya.
    
  3.  Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik
    
  4.  Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang memang memerlukannya
    
  5.  Memberikan petunjuk tentang sudah sejauhmana program pengajaran yang telah ditentukan telah dicapai.
         Namun pada kenyataannya banyak siswa yang tidak pernah mengghiraukan kegiatan proses pembelajaran di sekolah, sehingga hasil belajarnya cenderung buruk dan sedikit sekali ditemui siswa yang berprestasi di sekolah. Di samping itu, banyak guru juga yang bersikap acuh tidak acuh, yang penting hanya masuk kelas, mengajar, mau dilaksanakan evaluasi di akhir pelajaran atau tidak itu urusannya. Yang jelas pada akhir semester telah mencapai target kurikulum.
         Berdasarkan hal tersebut diatas maka perlu dilakukan analisis terhadap mamfaat melakukan evaluasi bagi siswa dan guru, sehingga hasilnya dapat mendorong semangat belajar dan mengajar bagi siswa dan guru.
    

II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi
Secara bahasa, evaluasi adalah terjemahan dari kata evaluation (B. Inggris). Kata Evaluation berasal dari value yang berarti nilai. Kata evaluation, dengan demikian, diterjemahkan juga dengan penilaian. Sehingga antara “penilaian” dan “evaluasi” dapat dipandang sebagai semakna. Dalam bahasa Arab penilaian diartikan al-taqdir.
Secara istilah, evaluasi diartikan sebagai suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari suatu obyek. Istilah (term) ini pada awalnya dikaitkan dengan prestasi belajar siswa, akan tetapi seiring dengan perkembangan waktu, term ini telah memasuki setiap aspek kehidupan manusia.Tokoh yang mempopulerkan term ini pertama kali adalah Ralph Tyler, dengan memaknai evaluasi sebagai proses pengumpulan data guna menentukan sejauh mana, dalam hal apa dan bagian mana dari tujuan pendidikan sudah dicapai. [3]
Ketika kata evaluasi ini dirangkai dengan kata “hasil belajar” (evaluasi hasil belajar) berarti, suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai keberhasilan siswa setelah melakukan proses pembelajaran pada waktu tertentu. Ketika dirangkai dengan kata pendidikan (evaluasi pendidikan) berarti suatu proses untuk menentukan nilai pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan di dalam kurikulum. Dan ketika dirangkai dengan pengajaran (evaluasi pengajaran) berarti suatu proses (sistematis) untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa.
Evaluasi berkaitan erat dengan pengukuran dan penilaian yang pada umumnya diartikan tidak berbeda (indifferent), walaupun pada hakekatnya berbeda satu dengan yang lain. Pengukuran (measurement) adalah proses membandingkan sesuatu melalui suatu kriteria baku (meter, kilogram, takaran dan sebagainya), pengukuran bersifat kuantitatif. Penilaian adalah suatu proses transformasi dari hasil pengukuran menjadi suatu nilai. Evaluasi meliputi kedua langkah di atas yakni mengukur dan menilai yang digunakan dalam rangka pengambilan keputusan.[4]
Evaluasi pendidikan memberikan manfaat baik bagi siswa, guru maupun manajemen. Dengan adanya evaluasi, peserta didik dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai selama mengikuti pendidikan. Pada kondisi dimana siswa mendapatkan nilai yang memuaskan maka akan memberikan dampak berupa suatu stimulus, motivator agar siswa dapat lebih meningkatkan prestasi. Pada kondisi dimana hasil yang dicapai tidak memuaskan maka siswa akan berusaha memperbaiki kegiatan belajar, namun demikian sangat diperlukan pemberian stimulus positif dari guru atau pengajar agar siswa tidak putus asa. Dari sisi pendidik, hasil evaluasi dapat digunakan sebagai umpan balik untuk menetapkan upaya upaya meningkatkan kualitas pendidikan.[5]
B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan
Segala sesuatu yang di lakukan pasti mempunyai tujuan dan fungsi yang akan di capai, pastinya semua aktifitas tidak ingin hasilnya sia-sia, begitupun dengan evaluasi, ada tujuan dan fungsi yang ingin dicapai, Evaluasi telah memegang peranan penting dalam pendidikan antara lain memberi informasi yang dipakai sebagai dasar untuk :[6]

Membuat kebijaksanaan dan keputusan
Menilai hasil yang dicapai para pelajar
Menilai kurikulum
Memberi kepercayaan kepada sekolah
Memonitor dana yang telah diberikan
Memperbaiki materi dan program pendidikan
Tujuan Evaluasi

        Pada dasarnya evaluasi merupakan proses penyusunan deskripsi siswa, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Secara lugas evaluasi untuk  mengukur kemampuan ranah cipta, rasa, dan karsa siswa. Proses penerapan cipta ini menggunakan kekuatan pikiran dan imajinasi, rasa menggunakan kekuatan perasaan batin atau emosi jiwa, dan karsa berarti kekuatan untuk mewujudkan keinginan tersebut menjadi nyata. Begitu juga dengan evaluasi, ada hal yang ingin diwujudkan sehingga dapat diketahui tingkat keberhasilan dalam belajar. Evaluasi sangat berfungsi antara lain :

Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu.
Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa di dalam kelompok kelasnya, apakah siswa tersebut termasuk kategori lambat, sedang, atau cepat.
Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan seorang siswa dalam belajar. Apakah menunjukan tingkat usaha yang efisien atau tidak.
Untuk mengetahui hingga sejauh mana seorang siswa telah mendayagunakan kafasitas kognitifnya.
Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah digunakan oleh seorang guru dalam proses belajar-mengajar.

        Ada beberapa hal yang diperlukan untuk melakukan suatu tindakan objek evaluasi atau sasaran evaluasi. Yaitu segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan karena penilai menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut.
        Objek evaluasi pendidikan dilihat dari aspek inputnya, maka objek dari evaluasi pendidikan itu sendiri meliputi tiga aspek, yaitu:[7]
  1. Aspek Kognitif (Kemampuan)
    Kemampuan calon peserta didik yang akan mengikuti program pendidikan sebagai taruna Akademi Angkatan Laut tentu harus dibedakan dengan kemampuan calon peserta didik yang akan mengikuti program pendidikan pada sebuah perguruan tinggi agama islam. Adapun alat yang biasa digunakan dalam rangka mengevaluasi kemampuan peserta didik itu adalah tes kemampuan (attitude tes).

  2. Aspek Psikomotor (Kepribadian)
    Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri seseorang, yang menampakkan bentuknya dari tingkah lakunya. Sebalum mengikuti program pendidikan tertentu, para calon peserta didik perlu terlebih dahulu dievaluasi kepribadiannya masing-masing, sebab baik burukya kepribadian mereka secara psikologis akan dapat mempengaruhi keberhasilan mereka dalam mengikuti program tertentu. Evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui atau mengungkap kepribadian seseoarng adalah dengan jalan menggunakan tes kepribadian (personality test).

  3. Aspek Afektif (Sikap)
    Sikap, pada dasarnya adalah merupakan bagian dari tingkah laku manusia, sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memencar keluar. Namun karena sikap ini merupakan sesuatu yang paling menonjol dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan, maka diperoleh informasi mengenai sikap seseorang adalah penting sekali. Karena itu maka aspek sikap tersebut perlu dinilai atau dievaluasi terlebih dahulu bagi para calon peserta didik sebelum mengikuti program pendidikan tertentu.
    Sedangkan unsur-unsur objek evaluasi pendidikan meliputi :

  4. Input
    Calon siswa sebagai pribadi yang utuh, dapat ditinjau dari beberapa segi yang menghasilkan bermacam-macam bentuk tes yang digunakan sebagai alat untuk mengukur. Aspek yang bersifat rohani setidak-tidaknya mencakup 4 hal.
    a. Kemampuan
    Untuk dapat mengikuti program dalam suatu lembaga/sekolah/institusi maka calon siswa harus memiliki kemampuan yang sepadan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan ini disebut tes kemampuan atau attitude test.
    b. Kepribadian
    Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri manusia dan menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Dalam hal-hal tertentu, informasi tentang kepribadian sangat diperlukan. Alat untuk mengetahui kepribadian seseorang disebut tes kepribadian atau pesonality test.
    c. Sikap-sikap
    Sebenarnya sikap ini merupakan bagian dari tingkah laku manusia sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memancar keluar. Namun karena sikap ini merupakan sesuatu yang paling menonjol an sangat dibutuhkan dalam pergaulan maka banyak orang yang menginginkan informasi khusus tentangnya. Alat untuk mengukur keadaan sikap seseorang dinamakan tes sikap atau attitude test. Oleh karena tes ini berupa skala, maka lalu disebut skala sikap atau attitude scale.
    d. Inteligensi
    Untuk mengetahui tingkat inteligensi ini digunakan tes inteligensi yang sudah banyak diciptakan oleh para ahli. Dalam hal ini yang terkenal adalah tes buatan Binet dan Simon yang dikenal dengan tes Binet-Simon. Selain itu ada lagi tes-tes yang lain misalnya SPM, Tintum, dan sebagainya. Dari hasil tes akan diketahui IQ (Intelligence Quotient) orang tersebut.

  5. Transformasi
    Unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian antara lain:

    Kurikulum/materi
    Metode dan cara penilaian
    Sarana pendidikan/media
    Sistem administrasi
    Guru dan personal lainnya

  6. Output
    Penilaian terhadap lulusan suatu sekolah dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian/prestasi belajar mereka selama mengikuti program. Alat yang digunakan untuk mengukur pencapaian ini disebut tes pencapaian atau achievement test.
    Kecenderungan yang ada sampai saat ini di sekolah adalah bahwa guru hanya menilai prestasi belajar aspek kognitif atau kecerdasan saja. Alatnya adalah tes tertulis. Aspek psikomotorik, apalagi afektif, sangat langka dijamah oleh guru. Akibatnya dapat kita saksikan, yakni bahwa para lulusan hanya menguasai teori tetapi tidak terampil melakukan pekerjaan keterampilan, juga tidak mampu mengaplikasikan pengetahuan yang sudah mereka kuasai. Lemahnya pembelajaran dan evaluasi terhadap aspek afektif ini jika kita mau introspeksi, telah berakibat merosotnya akhlak para lulusan, yan selanjutnya berdampak luas pada merosotnya akhlak bangsa.

C. Mamfaat Evaluasi Bagi Guru dan Siswa
Selain memiliki tujuan, evaluasi belajar juga memiliki berbagai mamfaat diantaranya sebagai berikut:[8]

  1. Mamfaat evaluasi bagi guru
    a. Bagi guru evaluasi merupakan hal yang sangat penting dilakukan, sebab dengan adanya kegiatan tersebut sangat memudahkan guru untuk dapat mengetahui siswa manakah yang menguasai pelajaran dan siswa mana pula yang belum. Dalam hal ini hendaknya guru memberikan perhatian kepada siswa yang belum berhasil sehingga pada akhirnya siswa mencapai keberhasilan yang diharapkan.

    Dapat mengetahui apakah tujuan dan materi pelajaran yang telah disampaikan itu dikuasai oleh siswa atau belum.
    Dapat mengetahui ketepatan metode yang digunakan dalam menyajikan bahan pelajaran tersebut.
    Bila dari hasil evaluasi itu tidak berhasil, maka dapat dijadikan bahan remidial. Jadi, evaluasi dapat dijadikan umpan balik pengajaran.
    Dapat mengetahui mana siswa berprestasi dan memahami pelajaran
    Dapat mengetahui apakah siswa telah mengetahui dan menguasai materi yang diajarkan
    Untuk mengetahui apakah metode yang digunakan dalam mengajar sudah tepat
    Sebagai umpan balik pembelajaran

  1. Mamfaat evaluasi bagi siswa
    Bagi siswa evaluasi yang dilakukan akan bermamfaat untuk mengukur pencapaian keberhasilannya dalam mengikuti pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Dalam hal ini ada dua kemungkinan :[9]
  1. Hasil bagi siswa yang memuaskan
    Jika siswa memperoleh hasil yang memuaskan, tentunya kepuasan ini ingin diperolehnya kembali pada waktu yang akan datang. Untuk ini siswa akan termotivasi untuk belajar lebih giat agar perolehannya sama bahkan meningkat pada masa yang akan datang. Namun, dapat pula terjadi sebaliknya, setelah memperoleh hasil yang memuaskan siswa tidak rajin belajar sehingga pada waktu berikutnya hasilnya menurun.
  2. Hasil bagi siswa yang tidak memuaskan
    Jika siswa memperoleh hasil yang tidak memuaskan, maka pada kesempatan yang akan datang dia akan berusaha memperbaikinya. Oleh karena itu, siswa akan giat belajar. Tetapi bagi siswa yang kurang motivasi atau lemah kemauannya akan menjadi putus asa.
    Di samping itu, mamfaat evaluasi bisa juga dirasakan oleh sekolah atau institusi pendidikan. Dimana dengan melakukan evaluasi, sekolah bisa mengukur:[10]
  3.  Ketepatan kurikulum atau silabus. Melalui evaluasi terhadap pengajaran yang dilakukan oleh guru, maka akan dapat diketahui apakah ketepatan kurikulum telah tercapai sesuai dengan target yang telah ditentukan atau belum. Dari hasil penilaian tersebut juga sekolah dapat menetapkan langkah-langkah untuk perencanaan program berikutnya yang lebih baik.
    
  4.  Mengukur tingkat kemajuan sekolah. Sudah barang tentu jika hasil penilaian yang dilakukan menunjukkan tanda-tanda telah terlaksananya kurikulum sekolah dengan baik, maka berarti tingkat ketepatan dan kemajuan telah tercapai sebagaimana yang diharapkan. Akan tetapi sebaliknya jika tanda-tanda itu menunjukkan tidak tercapainya sasaran yang diharapkan, maka dapat dikatakan bahwa tingkat ketepatan dan kemajuan sekolah perlu ditingkatkan.
    
  5.  Mengukur keberhasilan guru dalam mengajar. Melalui evaluasi yang telah dilaksanakan dalam pengajaran merupakan bahan informasi bagi guru untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam melaksanakan pengajaran.
    
  6.   Untuk meningkatkan prestasi kerja. Keberhasilan dan kemajuan yang dicapai dalm pengajaran akan mendorong bagi sekolah atau guru untuk terus meningkatkan prestasi kerja yang telah dicapai dan berusaha memperbaiki kelemahan dan kekurangan yang mungkin terjadi.
    

III. PENUTUP

  1. Kesimpulan
    Dari pembahasan dan uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya :
    a. Evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, maupun objek) berdasarkan kriteria tertentu. Dalam rangka kegiatan pendidikan, evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistematik dalam menentukan tingkat pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
    b. Evaluasi menjadi hal yang penting dalam proses belajar mengajar, karena tanpa evaluasi akan susah sekali mengukur tingkat keberhasilannya.
    c. Peranan evaluasi dalam pendidikan yakni menjadi dasar pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan, mengukur tingkat keberhasilan guru dan prestasi siswa, mengevaluasi kurikulum, mengakreditasi sekolah, memantau pemanfaatan dana masyarakat, memperbaiki materi dan program pendidikan. Evaluasi pembelajaran berfungsi untuk pengembangan dan akreditasi.
  2. Saran
    a. Gunakan evaluasi sefektif mungkin.
    b. Carilah evaluasi yang menarik bagi anak didik supaya anak didik merasa nyaman dan tidak terbebani.
    c. Jadikan evaluasi sebagai alat kontrol untuk kemajuan pendidikan di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Anas sudion. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:PT. Grafindo Persada, 2005
Ahmadi, dkk, Strategi Belajar Mengajar, Bandung : Pustaka setia, 2005
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta, 2002
Buchari Alma, Dkk., Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta, 2009

B.S. Mardiatmaja, Tantangan Dunia Pendidikan, Yogyakarta :Penerbit Kanisius, 1996

Hidayat, Sholeh. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2013

M.Chabi Suhasimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :Bumi Aksara, 2003

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,Jakarta: Bumi Aksara, 1990

Surakhmad, Winarno, Pengantar Interaksi Belajar Mengajar, Bandung :Tarsito, 1998

Thoha. Teknik-Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1990

[1] Anas sudion. Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta:PT. Grafindo Persada, 2005)hal.7
[2] Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1990)hal. 14

            [3] M.Chabib Thoha. Teknik-Teknik Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1990). Hal. 43

            [4] Suhasimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta :Bumi Aksara, 2003)hal. 56

[5] Ibid. hal. 58
[6] Ahmadi, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : Pustaka setia, 2005) hal. 9

            [7] Surakhmad, Winarno, Pengantar Interaksi Belajar Mengajar,( Bandung :Tarsito, 1998)hal.98

[8] Buchari Alma, Dkk., Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 3
[9] B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 148

Sort:  

Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://liyacatur262.wordpress.com/tugas-internet-dan-desain-web/artikel-obyek-evaluasi-pendidikan/

WARNING - The message you received from @kamerlighn is a CONFIRMED SCAM!
DO NOT FOLLOW any instruction and DO NOT CLICK on any link in the comment!
For more information, read this post: https://steemit.com/steemit/@arcange/phishing-site-reported-steemitservices-dot-ml
Please consider to upvote this warning if you find my work to protect you and the platform valuable. Your support is welcome!