Dear steemian fellow..
Rapa'i the music of element in Tob Daboh attraction
Teung Tak Tak Teung Tak..
Teung Tak Tak Teung Tak..
Teung Tak Tak Teung Tak..
Teung Tak Tak Teung Tak..
Dentuman irama Rapa’i terdengar dari kejauhan terbawa angin malam yang semakin menusuk tulang, isyarat suara Rapa’i seakan memanggil untuk datang melihat aksi para pemain Rapa’i Daboh yang sedang melaksanakan ritual kesenian Aceh yang legendaris.
Rapa'i Daboh is one of the traditional arts of Aceh that is still preserved in some areas in Aceh province, this extreme art is a traditional art that shows the extreme action immune to sharp weapons in the blow Rapa'i (musical instruments typical percussion of Aceh ).
Rapa’i Daboh adalah salah satu kesenian tradisional Aceh yang masih di lestarikan di beberapa daerah di provinsi Aceh, kesenian yang terbilang ekstrim ini merupakan kesenian tradisional yang mempertontonkan aksi ekstrem kebal akan senjata tajam di iringi pukulan Rapa’i (alat musik perkusi khas masyarakat Aceh).
This art originated from one of the areas in the province of Aceh precisely South Aceh, the local community was believed to have knowledge of immune weapons when they want to wander and this is what is applied by the people of South Aceh in the life of the community to their generation, it is said that if not yet mastered the science immune weapons in the area have not been allowed to migrate because they do not have the provision to protect themselves from crime.
Kesenian ini berasal dari salah satu daerah di provinsi Aceh tepatnya Aceh Selatan, masyarakat setempat dulu di percaya harus memiliki ilmu kebal senjata ketika hendak ingin merantau dan hal inilah yang di aplikasikan oleh masyarakat Aceh selatan dalam kehidupan masyarakatnya kepada generasi mereka, konon bila belum menguasai ilmu kebal senjata masyrakat di daerah tersebut belum diperbolehkan merantau karena tidak memiliki bekal untuk melindungi diri dari kejahatan.
Now traditional art is often performed as a performer on the day of celebration such as welcoming Independence Day as one of the form of preservation of local arts, usually attractions Rapa'i daboh is held in the evening, the participants Rapa'i daboh is usually consisted of 20 people or even more, and divided into two groups to compete to demonstrate the abilities they have through this art. Twenty people consist of Eight drummers Rapa'i and the other are the champions who indeed have this immune science of weapons, and a Khalifah (Leader whose pray to God for protect the) who is usually called as Pawang, Pawang who led this Rapa'i Daboh artistic ritual, the Khalifah chanted verse al- qur'an as a form of asking for help to God to provide protection for the participants of this attraction.
Kini kesenian tradisional ini sering dilaksanakan sebagai pengisi acara pada hari perayaan seperti menyambut Hari kemerdekaan sebagai salah satu wujud pelestarian kesenian daerah, biasanya atraksi Rapa’i daboh ini dilaksanakan di malam hari, para peserta Rapa’i daboh ini biasanya terdiri dari 20 orang atau bahkan lebih, dan dibagi menjadi dua kelompok untuk bertanding mempertunjukkan kemampuan yang mereka miliki melalui kesenian ini. Dua puluh orang terdiri dari, Delapan penabuh Rapa’i dan selebihnya merupakan para jawara yang memang memiliki ilmu kebal senjata ini, serta seorang khalifah yang biasanya disebut Pawang, Pawang yang memimpin ritual kesenian Rapa’i Daboh ini, Khalifah melantunkan ayat ayat suci al-qur’an sebagai wujud meminta pertolongan kepada yang kuasa untuk memberi perlindungan bagi para pelaku atraksi ini.
This almost rare art is very attention to the audience of this extreme art, because players Rapa'i Daboh is divided into two groups in action to show each other in attraction the immune this sharp weapon, before the attraction is usually the Khalifah asked permission on God through Tasbih and also on the spectators who are outside the arena, so as not to disrupt the show because this art is not to boast but rather to maintain the preservation of ancestor art.
Rapa’i daboh mempertontonkan atraksi kebal berbagai senjata tajam di tubuh para pemain, dua group yang telah dibagi tadi mengikuti irama suara Rapa’i yang mengiringi atraksi ini, seiring semakin derasnya suara Rapa’i para pemain Daboh pun terus beraksi dengan berbagai aksi ekstrim menyayat dan menusuk diri dengan berbagai benda tajam seperti pisau, parang dan bahkan memakai rotan. Tidak sembarang orang yang mampu memainkan kesenian ini, mereka memang rata-rata sudah terlatih akan ilmu kebal senjata, sehingga usai atraksi sekujur tubuh para pemain Rapa’i Daboh ini tidak terluka sama sekali.
Kesenian daerah Aceh ini kini mulai langka, mengingat sangat sedikit generasi penerus yang belajar akan kesenian ini, namun para pendahulu tetap masih eksis dalam berbagai atraksi Rapa’i Daboh seakan mereka menjadikannya kesenian yang memberi warna dalam kehidupan mereka.
The krak kesenian from Acehmenenten. Emeijing full..
Thank you @kitablempap can not to cut, The first krak komentent :P
Semangaaat :)Kereenn bang @delimunanzar Semoga kesenian aceh tetap lestari dan terkenal sampai mendunia melalui #steemit ini
Aceh memang keren, ada tag nya di steemit juga :D
Iya..baru aceh doang yg ada tag nya di steemit,,yg laen mah lewat haha
Semangat ya.. :D
na lee yang patah sikin bg..rapai daboh, mantap bg @dilimunanzar
Hana that loen kaloen, loen yu cok photography beujai bak @abieikram, mangat jeut loen kaloen versi kodak mantong :D
Ngeri... Seperti debus... Tapi keren ini kalau dibawa untuk diperkenalkan di mana-mana.
Iya teh ini mah debus sama seperti di Banten, Debus itu berasal dari bahasa Aceh, "Daboh" namun karena lidah nya ga fasih, dibaca Debus, penyebaran Daboh ke tanah jawa sudah terjadi sejak masa wali sembilan,para wali allah yang rata rata berasal dari kerajaan Samudera pasai itulah yang memperkenalkan Daboh di pulau jawa, sebagai wujud adanya kekuasaan Allah yang membantu para wali ketika para wali menyebarkan islam disana, menurut sejarah yang dipaparkan oleh salah seorang Khalifah yang biasa di panggil pawang Daboh di atraksi kesenian daerah tersebut :)
Berkelas.
Mulai dari tulisan hingga foto bagus parah..👍
Masih kelas newbie saya bang, banyak salah juga dalam penulisannya, photo juga bukan milik saya, milik karib saya :)
ngeriii x lah brader ni. maen tikam dia..
Tikam, tikung, rungkhoem bang.. Ha ha ha
Hi @dilimunanzar! This is an amazing and rare art form that you have told about here. Your photos give a complete picture of this ritual. This is a great post, my friend! I wish You good luck in the contest #culturevulture
Thank you @madlenfox, Have you watching the video of the attraction? I put it, hope you watching, This is the Extreme art combine with traditional music tools, hear the sound :)
Yeah, I watched that video. My nerves were on edge. It is very extreme. :)
Ha ha ha ha, I know, My self scary to watching in live, I Just watching on video and also the photos, need more than bravery to watching in live :D
that's for sure! I looked at the faces of the audience and their reaction. Some people were tense and some even smiled. But I think if you look at it for the first time, it's shocking.
Absolutely true @madlenfox, some time the attraction have wrong and that was so shocking if the knife cutting their head :D that the reason I still do not want to watching it
krue semangat..bereh bang.. info yang bermanfaat ke saya.. salam dari lhokseumawe.
Saleum kembali, kebetulan saya juga berdomisili di Kota Lhokseumawe :)
Nyou that Amazing brother @dilimunanzar Sangat menantang adrenalin para penonton yang budiman hehe
Ha ha ha.. Saya juga tidak berani nonton @bangmimi :D