Sejatinya setiap agama tentu mengajarkan kebaikan, dalam hal ini saya akan fokus pada agama Islam yang merupakan agama mayoritas penduduk Indonesia, terkhusus Aceh dengan persentase tinggi masyarakatnya pemeluk agama Islam. Berbicara perkara Islam tentu asing rasanya kepada saya yang sejatinya bukan merupakan keturunan pemuka agama, ulama, maupun seorang yang memiliki kemampuan layaknya ustadzah.
Tapi saya yakin para pembaca tentu dari kalangan orang – orang yang berprinsip : tidak perlu tahu siapa yang menyampaikan, tapi lihatlah apa isi yang disampaikan. Dalam pelaksanaan beribadah tentu tiap orang punya tingkatan ketaatannya masing – masing. Kali ini saya akan berbicara tipe orang yang ketaatan beribadahnya tergolong jauh dari ajaran agama namun diberikan hidayah dari Yang Maha Kuasa untuk kembali ke jalur yang sesuai, dan tertimpa musibah kematian faktor utama yang mendorongnya. Adapun yang saya maksud ini adalah berdasarkan dari beberapa film kisah nyata yang saya tonton, pengalaman dari teman, maupun pengalaman tokoh – tokoh agama yang dituliskan di dalam Biografinya. Kebanyakan dari mereka adalah pendosa yang hebat di masa lalu. Jangankan mendekati diri kepada Allah SWT, bahkan hubungan interpersonal antara bermasyarakat pun tidak ada yang sudi menerima. Malah buruknya tidak sedikit yang dijuluki sampah masyarakat.
sumber foto google
Baiklah tanpa ada niat untuk menggurui saya akan menyampaikan firman Allah yang tentu menjadi motivasi orang – orang yang memiliki pengalaman kelam yang kemudian mendapatkan hidayah. Allah berfirman " Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri" (QS.ar-Ra'd:11). Dan firman itulah yang selalu ditanamkan dalam hati orang – orang yang mendapatkan hidayah, "saya harus berubah dengan diri saya sendiri". Allah tidak akan memberikan sesuatu yang instan.
sumber foto google
Sungguh hidayah itu datang dari arah yang tidak terduga, adapun definisi singkat dari hidayah ialah sebuah petunjuk dari Allah diberikan kepada orang – orang yang pantas untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Setiap kejadian pasti ada hikmahnya, biasanya kita dengar kalimat tersebut ketika tertimpa musibah terlebih mendapatkan musibah ditinggalkan orang terdekat. Ada 2 tipe karakter manusia yang terbentuk ketika mendapat musibah kematian. Pertama, menyibukkan diri kepada hal maksiat dan selalu menyalahkan Allah SWT. Kedua, tipe ini yang sangat kita harapkan, ketika seseorang punya latar belakang buruk, namun setelah tertimpa musibah kematian malah mendapatkan hikmah luar biasa, yaitu perubahan menjadi umat muslim yang lebih baik.
Kawan , tak terasa sudah hampir tahun baru lagi
belum juga tiba kah saatnya kita menunduk dan
meratapi diri sendiri ?
Keren , di tunggu postingan berikut nya ibuk vira 😂😂😂
Hihi iya bg riki
Nice "writing" dek!
Ada bakat nulis ahjumma ini rupanya.
Bagus tulisannya. Jangan berhenti ya! Dikembangin terus. Can't wait for the next post!😆
Haha makasih kakak sarangheo
Congratulations @elvirasiti28! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
You got a First Reply
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP