The Sumatran rhino is a two-species mammal of the Rhinocerotidea family of one of the five rhinoceros species still alive on Earth, although the Rhinos are habitat on the Sumatran island of a large animal category but the smallest rhinoceros of the rhinoceros is among the smallest of other rhino species.
Sumatran rhino has a height of 1.12 to 1.45 meters with a body length of 2.36 to 2.18 meters, a rhino tail length of 35-70 Cm and a rhinoceros weight ranging from 500 to 1,000 kg.
According to a source, Sumatran rhinoceros species once inhabit in the mountains of forests in India, Bhutan, Blanglades, Myanmar, Thailand, Malaysia and Indonesia forest mountains. But unfortunately the endangered Sumatran rhino on the face of the earth, even today can hardly be found in the presence of Sumatra forest, it is caused by the extent of the forest is also a population that only a few mammals are left is also a loner.
In a part of the Sumatran rhino lifetime that is aloof but in the mating period to defend the descendants of the Sumatran rhino communicate by deliberately leaving footprints or by marking the soil with its feet or leaving its dung and twisting a small tree. The nature of the rhinoceros is never willing to pass through the path traversed by humans or there are traces of humans such as garbage and so forth in the Forest.
In a data mention the number of rhino population is estimated 100 tail there is data also mention 80 tails, there are even sources say Sumatran rhino may have been extinct on the island of Sumatra because almost no longer found traces in the Sumatra Forest. However, many believe that Sumatran rhinoceros still exist in the island of Sumatera but the number of population is not known for certain.
Various programs are conducted to defend the population of these mammals, among others by bringing the Sumatran rhinos into conservation areas, but some assume that the program is a disaster because some rhinos brought in conservation areas die and produce no offspring for a period of 20 years so it is a a worse form of population decline than in wildlife habitats.
As we know, the threatened extinction of rhinoceros species in the wild due to forest destruction continues to occur from various human activities for various reasons.
Not be a wonder thing if rhinoceros will never be seen again because it will extinct in the earth caused by greed of human lust which continues to penetrate and hunt various wild animals in the wild to be traded in black market. Will we be able to stem all that ?.
Bahasa Indonesia
Terancam Punah, Badak Sumatera Semakin Langka di Hutan Sumatera
Badak Sumatera merupakan hewan mamalia bercula dua spesies dari family Rhinocerotidea salah satu dari lima spesies badak yang masih hidup di bumi, meskipun Badak yang berhabitat di pulau sumatera katagori hewan yang besar namun badak sumatera badak yang terkecil diantara spesies badak lainnya.
Badak sumatera memiliki tinggi 1,12 hingga 1,45 meter dengan panjang tubuh 2,36 hingga 2,18 meter, panjang ekor badak 35-70 Cm serta berat badan seekor badak berkisar 500 hingga 1.000 Kg.
Menurut sebuah sumber menyebutkan spesies badak sumatera pernah menghuni di pegunungan hutan di India, Bhutan, Blanglades, Myanmar, Thailand, Malaysia dan pegunungan hutan Indonesia. Namun sayangnya badak sumatera terancam punah di muka bumi, bahkan saat ini hampir tidak bisa di temui keberadaan di hutan sumatera, hal tersebut disebabkan oleh luasnya hutan juga populasi yang hanya tersisa sedikit hewan mamaliaini juga sifatnya penyendiri.
Dalam sebagian masa hidup badak sumatera yang sifatnya menyendiri namun dimasa kawin untuk mempertahankan keturunan badak sumatera berkomunikasi dengan sengaja meninggalkan jejak kakinya atau dengan menandai tanah dengan kakinya atau meninggalkan kotorannya dan melintir pohon kecil. Sifat badak tidak pernah mau melewati jalan yang dilalui oleh manusia atau ada jejak manusia seperti sampah dan sebagainya di dalam Hutan.
Dalam sebuah data menyebutkan jumlah populasi badak diperkirakan 100 ekor ada data juga menyebutkan 80 ekor, bahkan ada sumber menyatakan badak sumatera mungkin telah punah di Pulau Sumatera karena hampir tidak ditemui lagi jejaknya di Hutan Sumatera. Namun banyak yang meyakini bahwa badak sumatera masih ada dipulau sumatera namun jumlah populasinya tidak diketahui secara pasti.
Berbagai pogram dilakukan untuk mempertahankan populasi hewan mamalia ini, diantaranya dengan membawa badak sumatera kedalam kawasan konservasi, namun sebagian beranggapan bahwa pogram tersebut sebuah bencana karena sebagian badak yang dibawa dalam kawasan konservasi mati dan tidak menghasilkan keturunan selama kurun waktu 20 Tahun sehingga hal tersebut merupakan sebuah bentuk penurunan populasi yang lebih buruk daripada di habitat alam liarnya.
Seperti yang kita ketahui, terancam punahnya spesies badak di alam liar disebabkan kerusakan hutan terus terjadi dari berbagai kegiatan manusia dengan berbagai alasan.
Tidak menjadi sebuah hal yang mengherankan jika badak tidak akan pernah terlihat lagi karena akan punah dimuka bumi disebabkan keserakahan nafsu manusia yang terus merambah dan memburu berbagai satwa liar di alam bebas untuk diperjualbelikan di pasar gelap. Akankah kita mampu membendung semua itu?.
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by hutanaceh from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.