Berpuasalah

in #agama6 years ago (edited)

Pada setiap tahunnya umat muslim melaksanakan ibadah puasa. Ketika itu banyak diskon dan penawaran spesial yang diberikan Gusti Allah kepada umatnya. Mulai dari setan yang dibelenggu aktifitasnya, ampunan dan berkah yang berlimpah, pahala yang tumpah ruah dan ridho serta rahmat yang dicurahkan tiada henti-hentinya. Semua itu diberikan oleh Gusti Allah karena apa? taddabur saya, hal ini karena ibadah puasa wajib pada saat itu sedang berlangsung dan dijalankan manusia. Dimana secara serentak umat muslim menahan keinginannya demi mendapatkan perhatian dari Gusti Allah.

Puasa merupakan ibadah yang mana hanya kita sendiri, iblis, malaikat dan Gusti Allah yang menyaksikannya. Anda bisa saja makan sepuasnya dan nanti ketika ditanya tetangga apa anda masih puasa atau tidak, anda bebas untuk menjawabnya dengan jujur atau berbohong. toh tetangga anda tidak akan tahu kalau anda beneran puasa atau berbohong. Disini dapat disaksikan bahwa dalam berpuasa, perlu kejujuran dan kerendahan hati, Karena itulah maka semua kenikmatan dari langit diturunkan oleh Gusti Allah kepada orang-orang yang berpuasa.

Puasa merupakan ibadah yang membentuk diri kita selalu ihsan, yang tidak dapat diverifikasi oleh manusia satu dan lainnya. atau ibadah puasa merupakan ibadah yang mana manusia secara sadar menyadari bahwa audiensinya dalam mengukur kadar ketaatan dan ketakwaannya dalam berpuasa disaksikan langsung oleh Sang Pencipta.

Yang menarik lagi. Puasa merupakan prilaku netralisasi segala unsur yang ada di dalam raga manusia, meliputi rohani dan jiwa manusia. Dampak puasa ke raga, ketika anda mengalami sakit anda disarankan untuk tidak memakan sesuatu yang akan menstimulus penyakit. Contohnya ketika sakit gula maka kita diminta untuk mengurangi mengkonsumsi gula secara berlebihan agar kadar gula di raga menjadi stabil. Disini dapat kita dilihat bahwa prilaku menghindari pantangan makanan ketika dalam proses pengobatan tersebut persis dengan prilaku melakukan puasa, hanya saja pada saat proses pengobatan, kita hanya mempuasai salah satu jenis bahan konsumsi saja. namun dari nilai-nilai yang ada tentu saja ini sama dengan nilai puasa pada umumnya.

Puasa dapat menetralisir sisi kemanusiaan yang tercemar kembali seimbang. Ketidakseimbangan terjadi akibat salah satu unsur duniawi terakumulasi secara berlebihan di dalam diri kita, baik itu bersifat ragawi maupu asupan di hati, sehingga unsur yang berlebihan tersebut merusak tatanan ekosistem yang ada pada diri kita.

Senang yang berlebihan dapat merusak tatanan keseimbangan kemanusiaan kita. Atas hal tersebut, dalam hidup ini ada senang dan ada duka. Dua keadaan yang berlawanan ini diperlukan untuk kita, agar dapat membedakan mana itu senang, mana itu bahagia, mana itu duka. Coba anda bayangkan kalau anda naik sepeda jalannya menurun terus sampai tujuan, apakah anda dapat merasakan nikmatnya bersepeda di jalan menurun?. Bukannya kenikmatan bersepeda ketika menemui jalan menurun akan dirasakan setelah kita bersepeda melewati jalan yang terjal terlebih dahulu. Begitu juga dengan kesenangan. Kesenangan akan dapat dinikmati ketika kita telah merasakan kesusahan. Keseimbangan ini lah yang terus berputar bersama kosmis. Keseimbangan ini akan menuntun kita untuk tidak terjerat di dimensi duniawi yang mengikis kesadaran kita akan adanya Sang Pencipta.

Ketika kondisi kita mengalami ketidakseimbangan lagi, maka dengan berpuasa dengan cepat keseimbangan akan dapat tercapai. Puasa bukan hanya makan dan minum saja. Puasa makan minum akan menyeimbangkan kondisi ragawi kita. Adapun puasa melawan hawa nafsu akan berfungsi untuk menyeimbangkan kondisi rohani, pola pikir, jiwa, kesadaran dan software-software kemanusiaan kita lainnya agar dapat menangkap gelombang akal. Salah satu bentuk puasa yang universal yaitu melakukan apa yang anda tidak sukai dan tidak melakukan apa yang anda sukai, dalam tanda kutip, suka dan tidak disukai ini dalam artian yang baik. Misalnya anda menyenangi makan daging dan tidak menyukai telur. Coba sekali-sekali anda balik anda menghindari makan daging dan merutinkan makan telur. Prilaku ini akan melatih hati anda untuk menekan hawa nafsu. Apabila anda telah bisa melakukan apa yang anda tidak inginkan maka dapat diartikan bahwa yang anda tidak inginkan saja bisa anda dapatkan apalagi yang anda inginkan.

Setiap insan dan jiwa yang diciptakan manusia secara sadar maupun tidak sadar telah lekat pada dirinya prilaku puasa. Mulai dari ayam hingga manusia, puasa selalu menjadi proses untuk mendapatkan kebaikan. Ketika ayam mengerami telurnya . Ayam melakukan puasa selama 21 hari. Dengan puasa ayam dapat menaikan suhu badannya dengan stabil sehingga telur yang dierami dapat menetes dengan waktu dan kondisi yang baik. Begitu juga dengan manusia puasa merupakan alat bagi kita untuk mengatasi masalah maupun meningkatkan kapasitas kita dalam menjalani hidup.

Dapat kita saksikan bagaimana dulu sejarah memberikan contoh ketika itu rasulullah sebelum menerima wahyu pertama, diminta Gusti Allah untuk berpuasa dengan menyendiri di gua hira untuk berpuasa meninggalkan aktifitasnya diperkotaan hingga karena puasa tersebut beliau ditempa hingga menjadi Rasul. Kemudian maju lagi ke peradaban Majapahit. Pada saat itu Mahapatih Gadjah Mada berpuasa untuk tidak makan buah pala hingga Nusantara bersatu, Karena prilaku puasa tersebut mendorong misi keberhasilan Mahapatih Gadjah Mada melebihi ekspektasi awal. Kemudian maju ke era-era terakhir perang dunia ke 2, Mahatma Gandhi seorang tokoh revolusioner dari India dengan melakukan puasa makan dan minum beliau juga melakukan puasa untuk tidak membalas kekerasan dengan kekerasan. Dengan melakukan gerakan jalan damai dan memboikot pabrik garam produksi. Mahatma Gandhi dan rakyat India mendapatkan kemerdekaan dari Penjajahan Inggris. Begitulah contoh-contoh dampak yang dihasilkan oleh pelaku puasa. Dengan tidak menggantungkan puasa hanya pada menahan lapar dan dahaga dan tidak mengharapkan balasan puasa hanya kepuasan lapar dan dahaga, dengan prilaku puasa setiap makhluk akan dapat meningkatkan kapaisitasnya sebagai makhluk ciptaan Sang Pencipta.

Mari kita latih diri kita, tempa dan asa kemampuan kita untuk memanfaatkan Bulan Ramadhan ini untuk berlatih dalam melakukan ibadah puasa. Naikan niat dan tujuan puasa kita melebihi hanya untuk menahan maupun memuaskan rasa lapar dan dahaga. Mari naikan batas prasangka baik kita kepada Sang Pencipta. Jangan jadikan alasan ketika kita mendapatkan penyakit yang tergolong ringan untuk membenarkan diri kita untuk tidak melakukan puasa. Percayakanlah dan serahkanlah diri kita bahwa puasa ini kurikulumnya disusun oleh Sang Pencipta yang maha berkuasa. Maka apa mungkin kurikulum puasa tersebut tidak cocok bagi manusia yang berpenyakit maag? mari kita tanyakan ke diri kita? Apa selemah ini diri kita, tidak berpuasa hanya gara-gara tidak kuat menahan lapar maupun sakit, yang mana segala kenikmatan dan penyakit itu miliknya Gusti Allah?.Melalui ibadah Puasa wajib Gusti Allah menguji kita dengan proses yang tidak menyakitkan agar menjaga kita terus berada di jalan yang diridhoinya dan itu masih mendapatkan bonus limpahan fadhillahnya. Jangan sampai kita menolak puasa sehingga anda di hajar dan digebuki hingga sadar untuk mau tidak melenceng dari jalan yang di ridhoi Gusti Allah SWT.