Di minangkabau atau sumatra barat tamu yang datang dalam suatu upacara adat atau kegiatan tidak hanya disambut dengan sapa, senyum, ramah tetapi di minangkabau sumatra barat memiliki cara yang sudah menjadi budaya mereka sendiri yakni dengan siriah (sirih) yang dihidangkan dalam carano, didalam carano itu diisi dengan kelengkapan siriah,pinang,gambir dan kapur siriah, serta dulamak atau kain penutup tidak satu persatu tamu yang disambut dengan carano yang diisi siriah, penyambutan tamu yang dimaksud adalah tamu yang dituakan atau yang dihormati, orang yang dituakan itu yaitu pemimpin daerah,datuak, dan niniak mamak. Maknanya menyambut tamu dengan siriah ini melambangkan sebuah hubungan persaudaraan dari yang disambut dan menyambut.
Dan ada empat unsur dalam carano siriah langkok yaitu
- Daun siriah warnanya hijau rasanya pedas
- Buah pinang warnanya kuning rasanya sepat atau kelat
- Gambir warnanya coklat rasanya pahit
- Sadah warnanya putih rasanya asin
Namun dalam seiringnya perkembangan zaman ada penambahan dalam menyambut tamu yang dihormati yaitu tari pasambahan (tari persembahan) bahkan hal ini juga dilakukan seperti dalam pernikahan dan acara-acara lain.
Alasan yang membuat siriah ini dianggap menjadi tanda menyambut tamu adalah siriah ini lambang persaudaraan dan kebersamaan itu juga melambangkan basa basi yang memperlihatkan sebuah kesederhanaan.
Namun yang dikhawatirkan apabila generasi minangkabau saat ini tidak mengetahui apa makna budaya dari memberikan siriah ini, seiring zaman berlalu akan terjadi pergeseran budaya dari yang lama ke yang modern padahal budaya ini lahir dari nenek moyang, bukanlah lahir dari zaman, seoerti saat sekarang ini semuanya serba praktis.
Nama : muhammad hutri
Ruang: A
Nim : 150230021
Hampir sama dengan budaya Aceh ya. Pada dasarnya seperti itu juga. Mungkin akibat akulturasi dari kebudayaan india ya
Iya kaka @annisazulkarnain
Postingan yg menarik, kalau di Aceh daun sirih ditambah pinang dan kapur sirih disebut Ranup
Terimakasih bg@dayathidayat
Nice 👍