Assalamu’alaikum sahabat steemit. Jumpa lagi di blog saya. Nah, pada post sebelumnya saya pernah mengatakan untuk mereview buku Acehnologi Bab 16 Tentang Filsafat Aceh , maka saya akan menempati janji saya untuk mereview buku tersebut. Karena janji adalah hutang yang harus dilunasi, hehehe.
Oke sahabat steemit, postingan kali ini cukup berat bagi saya mereview buku ini, karena saya sendiri belum pernah mendengar ada filsafat Aceh dan juga belum ada buku yang mengupas tentang filsafat Aceh ini. Bahkan, penulis buku ini pada awal bab menyatakan keresahannya dalam mengkaji pembahasan tersebut. Karena berbicara tentang filsafat pasti tidak akan pernah lepas dari konsep-konsep filsafat barat yang sudah berkembang pesat dan meninggalkan pengaruh yang amat mendalam. Serta penulis sendiri pun menyatakan ada beberapa hambatan dalam menggambarkan bagaimana yang dimaksud dengan Filsafat Aceh itu sendiri.
Berangkat dari itu, penulis juga mengutarakan sedikit mengenai dirinya yang tidak pernah beliau tempuh maupun terjeremus dalam hal filsafat sepanjang perjalanan akademis beliau. Wah mendengar tentang akademis beliau membuat saya iri dan juga termotivasi ingin menjadi seperti beliau, sangat menarik. Namun demikian, penulis tetap melakukan kajian dengan menjembatani pengetahuannya antara Barat dan Timur (bridging of knowledge).
Alhasil, penulis memberikan sedikit pemahaman dari konsep awal mengenai filsafat Aceh. Berikut pemahamannya: Filsafat Aceh adalah (1) bentuk pemikiran yang dihasilkan oleh orang Aceh yang (2) memiliki rasa pada kesadaran diri orang Aceh yang dibentuk oleh (3) standar berpikir dan berperilaku menurut apa yang (4) diyakini oleh orang Aceh dari sumber-sumber yang ada di dalam (5) tradisi orang Aceh sendiri. (Hal.474)
Berlanjut dari itu, penulis juga menjelaskan bagaimana proses mengenai filsafat Aceh tersebut. Karena sesungguhnya sampai saat ini, belum ada satu pun lembaga yang menawarkan kurikulum Filsafat Aceh. Intinya, proses filsafat Aceh tersebut adalah bagaimana memahami Aceh itu sebagai inti atau main resource (sumber utama), bagaimana pola pikir orang Aceh, bagaimana hubungan orang Aceh dengan Tuhannya, karena corak kefilsafatan di Aceh tidak jauh dari corak cara keberislaman, serta bagaimana memahami pengetahuan ke-Aceh-an (meuaceh). Jadi, itu semua dapat mengantarkan pada seseorang bagaimana pemahaman filsafat Aceh itu sendiri.
Dalam bab ini pada intinya lebih ke membangun pola pikir dan juga fondasi Filsafat Aceh itu sendiri. Kemudian bagaimana memahami ide-ide dalam tradisi berpikir orang Aceh serta menjadikan Aceh dalam memahaminya sebagai inti atau main resource karena pada hakikatnya jika ingin memahami filsafat Aceh kita tidak perlu memahami orang lain, cukup memahaminya dan memberlakukannya dengan cara-cara meuaceh (ke-Aceh-an).
Jadi, itu saja yang dapat saya pahami dalam postingan review buku Acehnologi kali ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan saya sendiri. Saya mohon undur diri. Wassalamu’alaikum.
Congratulations @fakhrurrazi737! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of upvotes
Click on the badge to view your Board of Honor.
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP