Jeda,
Ruang yang diciptakan untuk sebuah arti,
Tanpa jeda,
Tak-pun sebuah irama jadi intonasi,
Dalam Jeda,
Kita menggoyangkan beribu nyanyi.
Hingga jeda berhenti dan kita harus memulainya lagi.
Aku sendiri dalam jeda,
Pagi, nafas angin, hujan, rerumputan,
Aku terkesima melihat rumput-rumput yang bergoyang,
Lalu aku terluka.
Kulipat sampul kenangan, kusimpan, aku beranjang pergi,
Kutinggalkan jeda dalam sebuah lemari,
Miris jeda mengikuti kemana aku berlari,
Aku menepi, ia menepi
Aku pulang, ia pulang
Aku mati, ia bernyanyi
Bangsat !
Aku tak ingin dalam jeda,
Aku tak ingin dalam jeda,
Aku tak ingin jeda,
Aku Tak butuh sebuah arti jika dapat di ubah maknanya,
Aku Tak butuh sebait irama bila intonasinya tak ada,
Keluar, menepi, pergi,
Perkara mematikan rindu itu aku, bukan kau
Perkara membuat sayang lalu meninggalkan,
Perkara meninggalkan lalu pulang,
Bosan !
Aku bosan dalam jeda.
Kulipat kembali lemari,
Ku bawa pergi.
Lemari berdiri dalam jeda.
Kian Aku Terluka.