SELALU JADI KORBAN

Siang itu suasana di asrama lumayan agak heboh dengan kehadiran tokoh dari negeri entah-berantah, informasi yang beredar sih beliau mengunjungi penghuni asrama untuk bertegur-sapa dan bermanis muka dengan mereka. hhmmm, ada maunya mungkin. Ini adalah kali yang kedua beliau mengunjungi kami rakyat jelata setelah 5 tahun lalu beliau melakukan hal yang sama. "Dahsyat bukan?...Ujar salah satu warga asrama kepada Tim Reporter kami "HamboTV."

Selayaknya fans Ariel Noah warga asrama seperti terhipnotis mendengarkan arahan dan ceramah dari sang tokoh, perlahan-lahan beliau bergerak menuju balai utama tempat petua-petua asrama bermusyawarah, armada masa depan pun mengekor dibelakan. Upppsss...ada 1 orang yang tidak begitu familiar dengan kami sekali-kali berteriak Allahu Akbar..!!!, disambut pula dengan jawaban hentakan semangat dari hadirin..Allahu Akbar...!!!, tehnik persuasif yang sempurna sodara-sodarraaah..!!

Singkat cerita, setengah jam berlalu dengan sangat cepat, seisi bale (balai) terpana terlena terpesona dan terperkosa...ehh..bukan..terserah deh pokoknya..

In Sya Allah, jika saya terpilih nanti, nama- nama kalian semua ada dihati saya.

Begitulah kutipan kalimat terakhir yang berhasil kami tangkap dari ceramah sang tokoh, belum pun salam penutup, beberapa orang dari 200-an hadirin langsung keluar dari jamaan dan langsung turun dari balai, dari penampilan dan raut wajahnya tersimpan irama dongkol kecewa dan tidak percaya.

Ada apa tuan? Kenapa tuan langsung turun tanpa menunggu salam penutup?

Sang dogkoler pun menjawab dengan nada sinis.."Pue ijak peugah,..pue i peungeut teuh udep-udep, le geutanyoe saboh glah sithon ta seumeubeut hana abeh tingat teuh nan-nan murid, nyan 30 droe sagai, ijih siuroe 200 droe dineuk ingat nan? Haba siliet meulisan bak rueng mandum nyan.

Translate : Ngomong apa dia,..beraninya kita ditipu hidup-hidup, kita saja mengajar 1 kelas dalam 1 tahun gak ingat nama murid sampai habis, padahal cuma 30 orang per-kelas, dia mau ingat 200 orang dalam 1 hari? Apa lagi kalau bukan mau kasih madu di punggung orang, bukan di bibir (harapan palsu belaka).

Reporter HamboTV pun tersenyum, dan pria tadi pun beranjak dari tempatnya.

Orang pandai tidak akan terkecoh dengan ide murahan.