IBU2 DI ACEH MEMBUKA ANTING2 CINCIN KALUNG DLL , TERKUMPUL DALAM WAKTU TIGA HARI PEMBELI PESAWAT UNTUK SOEKARNO ATAS HIMBAUAN TEUKU DAUD BRUEH. TAPI BANGSA INI MELUPAKAN ITU .
JASA ACEH YANG TERLUPAKAN.
KETIKA AIR SUSU DIBALAS DENGAN AIR TUBA.
Ketika wilayah Indonesia hampir
dikuasai seluruhnya oleh Belanda
saat perang kemerdekaan, Acehlah
yang menjadi donatur
bagi Indonesia. Aceh mendanai
kegiatan-kegiatan duta dan
perwakilan RI ke luar negeri, juga
membiayai perwakilan PBB.
Selain itu, Aceh juga membiayai
misi perjalanan menteri muda Luar
Negeri RI, H. Agus Salim, ke Timur
Tengah dan saat mengikuti
konferensi Asia di New Delhi. Saat
Pemerintahan pusat yang berada di
Yogyakarta vacum, Aceh juga
menyediakan dana bagi
pemerintahan.Rakyat Aceh juga pernah
menyumbangkan dua pesawat
bagi pemerintahan RI. Pesawat itu
adalah pesawat jenis dakota yaitu
Seulawah RI-001 dan Dakota
RI-002 yang dibeli di Singapura,
Oktober 1948. Para pengusaha
aceh juga memberikan satu
pesawat jenis "Avro Anson RI-004"
yang dibeli di Thailand , pesawat -
pesawat itu dibayar dengan
menggunakan emas murni
sumbangan rakyat Aceh. Jadi, tiga
pesawat pemberian Aceh inilah
yang menjadi armada pertama
Indonesia yang dapat menembus
blokade udara Belanda.Aceh juga memberikan sebuah
kapal yang berbobot 100 ton
dengan nomor registrasi PPB 58 LB
kepada armada laut RI.Aceh juga memiliki sebuah radio
yang dikenal dengan "Radio Rimba
Raya" yang bertempatkan di
Takengon, Aceh Tengah.
Banyak juga yang melupakan
peranan Radio rimba raya ini bagi
kemerdekaan Indonesia. Berita
tentang kemerdekaan Indonesia
diketahui oleh dunia melalui radi
ini.Pasukan dari Aceh juga pernah
melakukan Long March menuju
front "Medan Area" ketika Medan,
Sumatera Utara berhasil dikuasai
Belanda. Ini merupakan bentuk
komitmen Aceh demi kemerdekaan
RI. Sehingga saat itu Aceh dikenal
sebagai daerah yang memiliki basis
pertahanan yang paling kuat di
wilayah Sumatera.Emas yang dipajang di puncak
tugu Monumen Nasional (Monas)
Jakarta adalah sumbangan dari
salah seorang saudagar Aceh yaitu
Teuku Markam.
Itu baru segelintir sumbangan
Putra Aceh teresebut, untuk
kepentingan negeri ini.
Sumbangsih lainnya, ia pun ikut
membebaskan lahan Senayan
untuk dijadikan pusat olah raga
terbesar Indonesia.
Balasan Indonesia untuk rakyat
ACEH adalah :
Teuku Markam ditahan selama
delapan tahun dengan tuduhan
terlibat PKI. Harta kekayaannya
diambil alih begitu saja oleh Rezim
Orba.
Aktivitas bisnisnya ditekan habis-
habisan. Ahli warisnya hidup
terlunta-lunta sampai ada yang
menderita depresi mental. Hingga
kekuasaan Orba berakhir, nama
baik Teuku Markam tidak pernah
direhabilitir.
Anak-anaknya mencoba bertahan
hidup dengan segala daya upaya
dan memanfaatkan bekas koneksi-
koneksi bisnis Teuku Markam. Dan
kini, ahli waris Teuku Markam
tengah berjuang mengembalikan
hak-hak orang tuanya.Presiden Soekarno pernah ingkar
janji kepada Aceh. Ketika itu, beliau
pernah memohon sambil berlinang
air mata pada Aceh untuk tetap
mendukung Indonesia dan tetap
menjadi penyuplai
dana demi kemerdekaan Indonesia.
Beliau berjanji akan memberi
otonomi khusus kepada Aceh untuk
menjalankan syariat islam di
wilayahnya sendiri.
Janji itu meluluh lantakkan hati
orang Aceh yang ternyata tak
kunjung ditepati oleh Soekarno.
Karena itulah, akhirnya Aceh
memberontak lalu muncullah
konflik berkepanjangan hingga
perjanjian damai di Helsinki antara
Aceh dan RI digaungkan.Konflik ACEH yang berkecamuk
dijawab dengan "Darurat Militer"
oleh Indonesia dan menjadi ajang
'GENOCIDE'. Tragedi Simpang KKA,
Rumoh geudong, Pembantaian Tgk.
Bantakiyah cs, Penghilangan paksa
Aktivis Ulama yang menetang
Kekerasan RI. Itu sedikit dari
banyak kasus yang sampai
sekarang hanya menjadi kisah pilu
kami semata. Seolah Komnas HAM
berkata : TIDAK ADA HAM UNTUK
KALIAN (Rakyat Aceh)