Kopi & Rokok

in #aceh7 years ago

Pekat, pahit dan manis dengan ciri khas tersendiri tanpa mengurangi sedikitpun aroma menggodanya, sebatang rokok perlahan mendekati dan mengajak kopi beradu aroma menjadi satu kesatuan yang mampu merobek paru-paru manusia bahkan dunia. Namun menjadi pertanyaan tersendiri bagi pena

"Wahai rokok, kenapa kau mendekati kopi?"

Rokok "Karena kami adalah sahabat yang disatukan oleh insfirasi manusia"

Pena "darimana kau mendapatkan tafsiran seperti itu?"

Rokok "bagaimana tidak, jika kopi dengan segala filosofi baik sepahit-pahitnya kehidupan harus tetap dinikmati maupun hitamnya adalah misterius kehidupan yang harus diungkap dengan kepekaan aromanya, dan disitulah letak korelasi antara aku dan kopi, yang mana kopi mengoda manusia untuk melumati tubuhku batang demi batang, aku mengajarkan manusia bahwa nikmat kehidupan adalah bernafas dan bernafas itu adalah sebuah perjuangan"

pena "Lalu bagaimana denganku, mengapa manusia ketika tergoda oleh kalian mereka terkadang suka mengelus tubuhku dengan penjiwaan yang penuh dengan bualan-bualan puitis, romantis dan harmonis"

Rokok "Karena kita kadang dapat bersahabat dalam satu keadaan dan dapat pula bermusuhan"

Pena "Kenapa begitu?"

Rokok "Karena manusia itu penuh dengan pilihan, dan pilihan terberat mereka adalah baik dan buruk"

Pena "Jika manusia memilih baik, apa yang akan terjadi?"

Rokok "Seperti halnya mereka memilihku, jika mereka dapat melepasku maka paru-paru mereka sedikit lebih terjaga, sedangkan jika mereka terus menyayangi dan mempertahankanku maka mereka tahu sendiri buruknya untuk mereka"

Pena terangguk-angguk kemudian diam sejenak, tak lama kopi berbicara dengan naluri penggodanya sehingga manusia perlahan-lahan meminumnya, sedikit lucu ketika pena bertanya kepada kopi

"Tidakkah kau akan dihabisi oleh manusia?"

Kopi "Tidak, aku tak akan pernah habis selagi aromaku masih wangi, warnaku masih seksi. Karena apa yang mereka minum akan masuk kedalam perut kemudian keluar menjadi pupuk-pupuk baru untuk tunas-tunas kopi yang baru"

Pena "Lalu bagaimana denganku? ketika tintaku habis aku sering dibuang"

Kopi "Ya itu terkadang manusia lupa dan tidak tahu caranya mengisi menbai tinta-tintamu. Atau terkadang mereka juga aneh, membuat untuk membuang, membuang kemudian mencari lagi"

Pena "Apa yang ingin kau sampaikan kepada manusia pagi ini?"

Kopi "Aku hanya akan menyampaikan aromaku melalui goresan-goresan tintamu, selanjutnya kau lah yang dapat menampakkannya"

Pena "Tunggulah ketika manusia mulai mengelus tubuhku lagi"

beberapa saat kemudian manusia mengambil pena tersebut dan menulis pada beberapa lembar kertas "Kertas kosong adalah sahabat terbaik ketika pena mencari tempat untuk mengosongkan tinta-tintanya dari kepekatan udara yang perlahan menekan, begitu pula tangan ini, sanagat faham apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh hati dan akalyang perlahan penuh dengan sampah-sampah waktu yang terus berlalu"

Setelah menulis, manusia itu kemudian mengambil sebatang rokok sekaligus menghidupkan dan mengisapnya lalu melanjutkan tulisannya "Duduk terkadang puisi terbaik untuk menundukan akal dan hati dari angkuh dan rapuh, namun duduk juga bisa menjadi puisi terbaik untuk memisahkan keduanya. Maka duduklah dengan akal sehat dan bersandarlah dengan hati yang sadar akan kehadiran Tuhan"

Tak terasa sebatang rokok manusia itu sudah hampir habis, dan kopinya pun juga begitu, dalam pikirannya "seperti inilah rokok dan kopi adalah akal dan hati, jika keduanya habis secara bersamaan maka kurang lengkap jika salah satunya terlalu mendominasi"IMG20180315171343.jpg