Pacuan Kuda tradisional gayo ini diselenggarakan 2 kali dalam setahun pertama pada saat ulang tahun Kota Takengon dan pada 17 Agustus, pacuan kuda juga tidak hanya di lakukan di kabupaten aceh tengah, tapi juga di selenggarakan di bener meriah dan gayo lues secara bergilir.
Pacuan kuda di Takengon ini sudah ada sejak jaman kolonial belanda diselenggarakan tapi setelah panen hasil pertanian menurut sejarahnya dan joki nya adalah joki cilik, umumnya masi duduk dibangku SMP dan saat menunggang kuda tersebut tanpa dikenakan pelana
Pacu kuda juga adalah ajang silaturahmi bagi masyarakat gayo pada umumnya, karena di sekeliling arena pacuan juga banyak penjual yang menjajakan dagangannya dan ada juga penjual makanan yang akan mempermudah kita.
Ajang ini biasanya dilaksanakan di lapangan Blangbebangka, Kec. Pegasing, dan diikuti sampai 370 kuda pacuan dari berbagai daerah.
Biasanya pada hari final yaitu sabtu dan minggu lapangan akan di padati oleh pengunjung dari 3 kabupaten tersebut. bahkan biasanya hari sabtu juga akan menjadi hari libur daerah bagi sekolah-sekolah yang berada di seputaran takengon. Antusias masyarakat dapat dilihat hanya dari parkiran kendaraan yang mebeludak.
Semoga Tradisi ini bisa memberikan efek positif bagi masyarakatnya...
Follow @muhammadiqaf
Saya suka baid terakhir
Masyarakat seharusnya tau, Ajang Tradisi Budaya (Pacuan Kuda Tradisional) ini seharusnya menjadi salah satu tempat untuk menjalin tali silaturahmi, bukan tempat Dimana untuk taruhan atau adu kuat
hahahaha keren keren
Salam sukses @muhammadiqaf
semoga saja menjadi budaya yang baik kedepannya
salam sukses juga @iqraramadhani