Hai. Semoga terus semangat
Kami lagi duduk di bawah pohon mangga depan teras rumah jam 2.30 siang jum'at 13-7-2018.
Dari depan lorong, abangnya temanku, Srisorong ( Dia lahir di Sorong, irian Jaya) Baini tenang mengendarai sepmornya.
Sumber gambar: https://aengaeng.com/2014/12/ini-rumah-pahlawan-aceh-cut-meutia/
Dia ngasih salam, masuk ke rumah, dan keluar lagi dengan kain sarung yang sudah berganti dengan celana panjang Eiger dan kaos oblong save the river.
Dia duduk sambil nyalain rokok tanpa nanyain kami.
Aku: Bang, tadi dari jum'atan dapat ilmu apa?
Baini: Perkara amal insan yang tertolak. Semua itu karena 3 hal. Murtad,uang haram dan dengki.
Srisorong: Contoh murtad yang samar itu sich, gimana bang?
Baini: Misalnya kita berkata saat dengar suara elang "Suara elang itu tanda akan ada insan yang akan tiada di kampung ini, atau saat hendak keluar mencari nafkah, kita jumpa ular yang nyeberang jalan lalu berkata " Ini tanda aku tak dapat rezeki hari ini"
Aku: kalo uang haram, jelas kita tak terlibat karena kita nggak jualan narkoba. kalo dengki itu bahaya besar juga ya...
Srisorong: Makasih bang sharing ilmunya. Kami mohon pamit ke tempat wak Limah, mau belajar buat Timphan.
Baini: Baca do'a, hati-hati bawa sepeda oya jangan lupa, Timphan tuk abang ya...
Kami: Insyaallah-Bihaulillah wa quwatih
Ida jadi berpikir alasan apa endatoe kita dulu membuat rumah tinggi seperti topografi itu yang apakah karena faktor sering banjir atau penghindaran ancaman binatang buas atau alasan aristik.
bahaya sekali uang hasil penjualan sabu maupun hewan haram lainnya yang jika menjualnya dan kita sedekahkan ke tempai ibadah maka nama tempat ibadah itu berubah nama sesuai dengan nama hewan itu.