Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
”Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah kaliann sujud (menyembah) matahari maupun bulan, tapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika memang kalian beribadah hanya kepada-Nya.” (Fushshilat: 37)
Hadhrat Ali bin Umar Al-Baghdadi Ad-Daruquthni, seorang perawi hadist terkemuka, yang hidup pada tahun 918 hingga 995 Masehi (306 – 385 Hijriah), telah mencatatkan hadis berikut yang diriwayatkan oleh Hadhrat Imam Baqir Muhammad bin Ali, putra dari Hadhrat Imam Zainal Abidin ra:
menurut pandangan islam GERHANA BULAN DAN MATAHARI ADALAH TANDA KEDATANGAN IMAM MAHDI , SEMOGA KEJADIAN INI MENJADI RENUNGAN AKAN KEBESARAN ALLAH SWT :
اِنَّ لِمَهْدِينَا آيَتَيْنِ لَمْ تَكُوْنَا مُنْذُ خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْاَرْضِ تَنْكَسِفُ الْقَمَرُ لاَوًّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ وَتَنْكَسِفُ الشَّمْسُ فِى النِّصْفِ مِنْهُ وَلَمْ تَكُوْنَ مُنْذُ خَلَقَ اللهُ السَّمَوَاتِ وَالْاَرْضَ
“Sesungguhnya bagi Mahdi kami, akan ada dua Tanda yang belum pernah terjadi sejak penciptaan langit dan bumi, yakni, munculnya gerhana bulan pada malam awal Ramadhan (yakni pada malam-malam pertama saat gerhana bulan dapat terjadi) serta gerhana matahari di waktu pertengahannya (yakni pada pertengahan har-hari biasanya gerhana matahari terjadi), dan Tanda-tanda ini belum pernah terjadi semenjak Allah Ta’ala menciptakan langit dan bumi.” (Sunan Daruqutni, kitabul ‘idain, bab salat-ul-kusuf-ul khusuuf wa hitahuma)