a. Tidak ada nash yang tegas dari syara’, apakah bumi ini datar atau bulat. Namun ilmu pengetahuan saat ini sudah dapat membuktikan bahwa bumi adalah bulat. Seperti Firman Allah berbunyi :
الذي جعل لكم الأرض فراشا والسماء بناء
Artinya : Allah yang telah menjadikan bagimu bumi yang terhampar dan langit yang beratap (Q.S. al-Baqarah : 22)
Namun para ulama tafsir memahaminya boleh jadi sebagai hampar dan beratap dalam pandangan mata saja dan ini tidak menafikan pendapat bahwa bumi ini adalah bulat.
b. Ada hadits shahih riwayat Muslim berbunyi :
عَنْ أَبِي ذَرٍّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَوْمًا: «أَتَدْرُونَ أَيْنَ تَذْهَبُ هَذِهِ الشَّمْسُ؟» قَالُوا: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ: " إِنَّ هَذِهِ تَجْرِي حَتَّى تَنْتَهِيَ إِلَى مُسْتَقَرِّهَا تَحْتَ الْعَرْشِ، فَتَخِرُّ سَاجِدَةً،
Artinya : Dari Abu Dzar bahwa pada suatu hari Nabi SAW pernah bersabda, “Tahukah kalian ke manakah matahari ini pergi?” Mereka berkata, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui?” Beliau bersabda, “Sesungguhnya matahari ini berjalan sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dia bersujud. (H.R. Muslim)[1]
Ilmu pengetahuan yang berkembang saat ini mengatakan bahwa bumilah yang bergerak mengelilingi matahari, bukan sebaliknya. Apabila ini benar dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka hadits ini harus dipahami hilang matahari tersebut hanyalah dalam pandangan mata saja, bukan berarti matahari bergerak menghilang. Adapun menghilang matahari dan sujud kepada Allah di bawah arasy, ini dipahami dengan cara sujud yang hanya Allah dan Rasul-Nya yang tahu. Adapun keadaan sujud matahari tersebut di bawah arasy, karena dimanapun keberadaan matahari ada, maka keberadaannya tersebut pasti di bawah arasy, karena arasy besarnya melebihi dari alam ini dengan seluruh isinya. Wallhu a’lam bisshawab..
Kiban..?