Ulee lagee ulee engkot masen (kepala seperti kepala ikan asin). Kalimat ini kerap digunakan oleh orang Aceh sebagai gambaran kebodohan atau pun seseorang yang tidak menggunakan otaknya untuk berpikir. Oleh sebagian orang, mengonsumsi ikan asin secara berlebihan juga dipercaya dapat berpengaruh pada kebodohan. Belum lagi ikan asin yang kerap diidentikkan dengan status sosial yang bernama kemiskinan. Hal itu pun seolah semakin mengukuhkan “kelas” eungkot masen (ikan asin) dalam jajaran “perikanan” Indonesia.
Namun walau demikian, saya punya pandangan tersendiri tentang ikan asin. Bagi saya, eungket masen mempunyai taste yang menambah nikmat makanan dan selera makan. Apalagi jika dipadankan dengan sepiring nasi dan kuah pliek, maka ikan asin menjadi pelengkap sempurna. Orang Aceh tentu paham betul dengan menu penggugah selera ini. Saya pun juga tidak terlalu paham bagaimana kemudian mengonsumsi ikan asin seolah dekat dengan kebodohan.
Sedikit flashback, selama dua tahun pernah jadi anak kos, saya kerap mengonsumsi ikan asin karena masakan catering yang saya pesan terasa hambar di lidah. Terutama saat masa-masa menyusun tugas akhir beberapa waktu lalu, karena masakan catering saat itu tidak seenak catering sebelumnya. Untuk mengatasi kangen makanan rumah, maka ketika balik dari kampung, saya kerap membawa ikan asin yang sudah digoreng kering hingga bisa tahan beberapa hari. Kareng, pirak, dan ikan asin kerupuk pun jadi solusi.
Karena kerap mengonsumsi ikan asin, sampai-sampai Mamak di kampung pun sempat khawatir saya tidak bisa menyelesaikan tugas akhir dengan baik hanya gara-gara mengonsumsi ikan asin. Kekhawatiran itu menjadi beralasan mengingat di kalangan masyarakat Aceh sering menyebutkan istilah “ulee lage ulee eungkot masen” yang identik dengan bodoh atau dapat menyebabkan kebodohan. Ungkapan ini pula yang kemudian membuat banyak orang mengeluarkan pernyataan: jangan banyak kali mengonsumsi ikan asin, nanti bisa bodoh.
Walau tidak terlalu paham bagaimana korelasinya, saya tersenyum menanggapi kekhawatiran Mamak. Nyatanya, walau katanya konsumsi ikan asin bisa menyebabkan bodoh seperti perumpamaan orang Aceh tersebut, namun ternyata hal itu tidak berpengaruh pada turunnya nilai akademik, apalagi menentukan kelulusan kuliah. Nyatanya saat itu, dari dua kelas, saya adalah mahasiswa pertama yang tesisnya selesai paling cepat. Saya juga lulus mengikuti seleksi nasional sebagai salah satu Climate Tracker untuk mengikuti Workshop Perubahan Iklim di Bandung. Begitu juga menulis opini di media yang masih tetap jalan.
Ini tentu bukan bermaksud sombong, tapi hanya menunjukkan bahwa tidak selamanya ikan asin berkontribusi buruk bagi kita, selama tidak dikonsumsi secara berlebihan tentunya. Lagian apa salahnya ikan asin, sampai ia harus dikambinghitamkan atas kebodohan manusia? Hehe... Itu pula yang saya jawab ketika pernah seorang teman dari jamaah facebook yang menanyakan dengan nada bercanda: “Peu neu pajoh le droe neuh, sampe jeut neu teumuleh meunan?” (Asma makan apa, sampai bisa menulis gitu?) Sambil tertawa saya menjawab: Pajoh engkeut masen beu le (makan ikan asin yang banyak). Beliau pun ikut tertawa.
Terlepas dari itu semua, saya tidak sedang mengkampanyekan untuk mengonsumsi ikan asin secara berlebihan. Karena apa pun yang dikonsumsi berlebihan, tentu tidak baik bagi kesehatan. Terkait korelasi antara ikan asin dan kebodohan, baiknya ditanyakan langsung pada ahli gizi atau pun yang berkecimpung di bidang kesehatan. Karena saya nantinya juga tidak bisa bertanggung jawab apabila ada yang menderita penyakit kencing asin. Hehe...
haha... pajoeh bu beu le le, engkoet beu cut cut. puloem engkoet masen. Hehe
Haha...
Hana masailai nyan. Ci neu tes keuh, langsong jalan pikiran. Haha...
Ban le pajôh 'eungket masén ka sombong. Ini juga sering saya dengar. Maksudnya, ikan asin bisa menyebabkan tungkiek, hatta berpengaruh pada pendengaran. Pendengaran kurang normal, dikatakanlah sombong.
#SaveEungketMasen
Wah, nyan perle penjelasan ilmiah cit, kiban hubungan jih. Di lon hana paham sagai masalah kesehatan. hehe...
#SaveEungkotMasen
Terkadang eungket masen sangat diperlukan, agar bisa pandai menulis seperti @asmaulhusna ,hehe
Hehe... Silakan dicoba. Walau itu bukan resep ilmiah =D
Hehe..yaya... terimakasih sebelumnya @asmaulhusna91
Patut keuh lancar teumeuleh., Rupajih engkot maseen rahasianya!
#SaleumEungkotMasen
Haha...
Bek mayang ngon eungkot masen. Lancar pikiran teuh
@asmaulhusna91 long setuju that ngen pemikiran gata 😂😂
😁
Silakan dicoba
@asmaulhusna91
Hahahaha.
Udah suring pun, 😂🤣😂🤣
keren..keren..
bahkan ikan asin pun menjadi bahan tulisan asma
*salute
Hehe...
Yg penteng olah.
Menyoe jeut ta peulaku, engkot masen rasa barbeqyu.
Tulisan yg renyah serenyah bu leuho ngon ungkot masen :-)
😁
Terima kasih banyak Bang @arifarham